Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, mengatakan sentimen positif dari bank sentral AS (The Fed) yang mempertahankan suku bunga, serta langkah Bank Indonesia yang memangkas suku bunga tergerus oleh sentimen harga minyak mentah dunia. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO,Jakarta – Meningkatnya keyakinan negara-negara anggota OPEC akan meraih kesepakatan untuk mengurangi oversupply minyak global dalam pertemuan pekan depan menjadi pendorong kenaikan harga minyak.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Desember kemarin (21 November 2016) ditutup menguat 3,9 persen ke level US$ 47,49 per barel di New York Merchantile Exchange, level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.
Reli harga minyak beberapa waktu terakhir didorong oleh pernyataan Menteri Perminyakan Iran yang optimis OPEC akan mencapai konsensus dalam perundingan, sementara itu Irak menyatakan akan menawarkan rencana untuk mencapai kesepakatan.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengatakan tidak melihat hambatan untuk kesepakatan OPEC bulan ini, yang menegaskan bahwa Rusia sebagai non-OPEC bersedia menahan produksi minyak mentah pada level saat ini.
“Pembatasan produksi akan mendorong kenaikan harga minyak menjadi sentimen positif, terutama bagi saham sektor energi, seperti MEDC dan ELSA,” demikian ditulis HP Financials dalam risetnya yang diterima Selasa, 22 November 2016.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.