UOB Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2017 5,2 Persen

Reporter

Rabu, 16 November 2016 15:35 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pencapaian realisasi dan evaluasi program pengampunan pajak periode pertama di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Periode I program pengampunan pajak harta terdeklarasi mencapai Rp3.826,81 triliun. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank UOB Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun depan akan bertumbuh, meskipun kondisi perekonomian global masih melemah. Presiden Direktur UOB Indonesia Kevin Lam mengatakan ekonomi Indonesia akan tumbuh stabil pada kisaran 5,2 persen tahun depan. Tahun ini, ekonomi akan tumbuh 5 persen.

Kevin optimistis pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui berbagai paket kebijakan ekonomi yang bertujuan meningkatkan investasi dalam negeri. Beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang tengah dibangun oleh pemerintah juga akan membantu pemerataan ekonomi dan pertumbuhan pendapatan nasional.

"Pembangunan tersebut juga menciptakan lapangan kerja. Hal ini memberikan kontribusi dalam memperkuat konsumsi rumah tangga,” ujar Kevin dalam konferensi pers seusai acara UOB Indonesia Economic Outlook 2017 di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu, 16 November 2016.

Sejak September 2015, pemerintah Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi. Beberapa paket kebijakan tersebut antara lain menyederhanakan prosedur investasi asing, memperbarui program bahan bakar minyak bersubsidi, menghapuskan pajak berganda pada sektor properti, serta menata sektor perdagangan digital (e-commerce).

Baca: Lion Air Group Bentuk Maskapai Baru di 3 Negara

Kevin menilai kerja keras pemerintah untuk meningkatkan minat investasi dari investor dalam negeri dan asing melalui paket-paket kebijakan tersebut telah memberikan hasil. Menurut survei UOB Asian Enterprise Survey 2016, hampir seperempat perusahaan Asia yang menjadi responden memilih Indonesia sebagai tujuan ekspansi dalam 3-5 tahun ke depan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 berada pada kisaran 5,0-5,1 persen. "Karena fiskal akan ekspansif," katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 10 November 2016.

Menurut Sri Mulyani, banyak kementerian dan lembaga (KL) yang akan belanja pada akhir 2016. Realisasi belanja hingga akhir tahun diprediksi mampu mencapai 96 persen dari target. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja yang biasanya sekitar 95 persen.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan belanja negara selama Oktober hingga Desember 2016 sebesar Rp 600,6 triliun, terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Namun pendapatan dalam negeri diperkirakan mencapai Rp 486,1 triliun pada kuartal IV. "Jadi ada neto defisit sebesar Rp 114,5 triliun," tutur Sri Mulyani.

Simak: PT DI Kembangkan Helikopter Anti-Kapal Selam Pesanan TNI-AL

Menurut Sri Mulyani, defisit akan ditutup pembiayaan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan SBN sudah mencapai 98,7 persen. "Sisanya dipenuhi dari penerbitan surat utang di pasar domestik." Ia memastikan defisit APBN-P 2016 dijaga pada tingkat 2,7 persen dari PDB.

ANGELINA ANJAR SAWITRI | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

8 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

9 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

11 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

20 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya