Pemerintah Pede Terbitkan Samuari Bond Tanpa Jaminan JBIC

Reporter

Kamis, 20 Oktober 2016 19:03 WIB

Pekerja melakukan pemeriksaan tulang beton sebuah gedung bertingkat yang sedang dibangun, di Tangerang, Banten, Sabtu (4/4). Pemerintah akan menerbitkan Samurai Bond senilai 1,5 miliar dolar AS pada Juni tahun ini. ANTARA/Paramayuda

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan berhasil menerbitkan Surat Utang Negara berdenominasi yen (Samurai Bonds) tanpa jaminan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan keberhasilan ini bentuk kepercayaan Jepang kepada Indonesia.

"Ini akan terus dijaga. Kami tak mau dibilang hanya datang saat butuh saja," kata Suahasil di Kementerian Keuangan, Kamis, 20 Oktober 2016.

Pada Juni 2016, pemerintah menjual Samurai Bonds senilai 100 miliar yen atau sekitar Rp 12,5 triliun. Dua seri Samurai Bonds yang dikeluarkan, yaitu RIJPY0619 dan RIJPY0621.

Detailnya, nominal yang diterbitkan untuk seri RIJPY0619 adalah 62 miliar yen dan dengan tingkat kupon sebesar 0,83 persen. Tenor seri itu sepanjang tiga tahun atau jatuh tempo pada 21 Juni 2019. Pada seri RIJPY0621, nominalnya adalah 38 miliar yen, dengan tingkat kupon sebesar 1,16 persen. Dengan tenor lima tahun, seri tersebut akan jatuh tempo pada 21 Juni 2021.

Baca: Jalur Kereta Antarnegara ASEAN Dukung Pariwisata

CEO JBIC Tadashi Maeda mengatakan telah memberi jaminan garansi samurai bonds kepada Indonesia sebanyak lima kali. Maksimal garansi, yaitu sebesar 95 persen.

Menurut Maeda, Pemerintah Indonesia kemudian menurunkan porsi Samurai Bonds yang diberikan garansi dari JBIC dari semula 10 tahun, sekarang menjadi 3,5, dan 10 tahun. Akhirnya, Indonesia berani menerbitkan Samurai Bonds tanpa garansi dari JBIC. "Itu bisa dikatakan lulus dari kami," kata dia.

Selain mengakuisisi Samurai Bonds, Jepang juga membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Tanjung Priok di Jakarta Utara yang dibangun PT PLN (Persero). Pembangkit gas alam tersebut berkekuatan 800 megawatt dengan nilai proyek US$ 437 juta.

Jepang mendanai pembangkit listrik tenaga gas dan uap lontar di Banten serta tertarik membangun PLTU Jawa 1. Pembiayaan proyek PLTGU Tanjung Priok dilakukan lewat skema kerja sama swasta (public private partnership) tanpa jaminan dari pemerintah Indonesia. JBIC mendanai US$ 310 juta berasal dari sindikasi bank yang dipimpinnya. Sisa dana lainnya ditopang oleh PLN.

"Ini kedua kalinya pembiayaan yang kami lakukan tanpa jaminan pemerintah Indonesia," kata Maeda.

Baca Juga: Dua Tahun Jokowi-JK: Pengentasan Kemiskinan Jalan di Tempat

Menurut Maeda, pinjaman tanpa jaminan belum tentu meningkatkan risiko pembiayaan. Mereka lebih leluasa masuk ke Indonesia dibandingkan dengan jaminan. JBIC belajar dari pengalaman kekalahan saat bersaing dalam pendanaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Saat itu, Indonesia lebih tertarik pada tawaran pinjaman Cina karena tanpa skema jaminan. "Saat itu, tawaran kami lebih murah secara cost, tapi kami bersikeras minta jaminan."

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

4 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

24 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

32 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

36 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

45 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

48 hari lalu

KPK Serahkan Barang Rampasan Hasil Perkara Korupsi ke Enam Instansi Pemerintah

KPK menyerahkan barang rampasan negara hasil perkara tindak pidana korupsi kepada enam instansi pemerintah.

Baca Selengkapnya

Apa Itu SPT Tahunan?

52 hari lalu

Apa Itu SPT Tahunan?

SPT Tahunan adalah surat yang digunakan WP untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak, bukan objek pajak, harta, dan kewajiban.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

54 hari lalu

Ramai-ramai Tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Ini Awal Adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah

Dana BOS yang selama ini cukup banyak membantu pendidikan justru diwacanakan dialihkan sebagian ke program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya