Apa Penghambat Pemangkasan Dwelling Time di Tanjung Perak?

Reporter

Kamis, 22 September 2016 16:23 WIB

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Ajun Komisaris Besar Takdir Mattanete saat menjelaskan soal proses bongkar muat atau dwelling time, 21 September 2016. TEMPO | NIEKE INDRIETTA

TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menduga salah satu faktor penghambat pemangkasan proses bongkar muat (dwelling time) berasal dari importir. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pelabuhan Tanjung Perak, Ajun Komisaris Besar Takdir Mattanete mengatakan masih banyak importir yang belum melengkapi dokumen saat kontainer sudah sampai di pelabuhan.

“Harusnya importir sudah mengurus dokumen saat kapal masih dalam perjalanan pengiriman,” kata Takdir saat ditemui Tempo, di Kantor Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu 21 September 2016. (Baca: Polres Tanjung Perak Bentuk Satgas Dwelling Time)


Namun sayangnya, sebagian besar importir baru akan mengurus dokumen saat kapal sudah sampai di pelabuhan. Inilah yang menghambat proses pemangkasan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Selain itu, pengurusan dokumen yang dilakukan di intitusi pusat juga menjadi kendala. Menurut Takdir, urusan dokumen di institusi pusat membutuhkan waktu yang cukup lama. Apalagi, sebagian besar importir baru akan mengurus dokumen saat barang sudah datang.



Baca juga:
3 Faktor Penentu Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Perak
Genjot Pertumbuhan 3 Bulan ke Depan, Ini Fokus Sri Mulyani



Advertising
Advertising

“Sebenarnya pemeriksaan dokumen di bea cukai sendiri hanya butuh waktu satu sampai dua jam saja, yang lama itu ngurus surat ke pusat.”

Idealnya, saat kontainer datang dan barang sudah diturunkan, importir seharusnya sudah selesai melengkapi dokumen dan segera diserahkan kepada Bea dan Cukai untuk diperiksa. “Kalau seperti itu dwelling time nggak akan macet.”

Faktor lain yang menghambat pemangkasan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Perak adalah menumpuknya peti kemas di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS). Saat ini, kata Takdir, masih ratusan peti kemas belum dikeluarkan atau diambil oleh importir. Hal demikian akan menyebabkan penumpukan peti kemas pada TPS.

Menurut Takdir alasan importir tidak segera mengambil dan mengeluarkan peti kemas ialah karena tidak adagudang. Meski ada beberapa yang memiliki alasan belum melengkapi dokumen. “Mereka berpikir kalau dikeluarkan cepat-cepat, barangnya mau ditaruh di mana?”



Baca juga:
Tak Semua Sampah Surabaya sampai ke TPA Benowo
Google Maps untuk Android Ubah Panah Menjadi Sinar



Satuan Petugas (satgas) Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebenarnya hanya bertugas untuk mengawal dan mengamankan saja. Apabila memang ada pihak-pihak yang mempersulit untuk keluar, maka hal tersebut akan menjadi bahan penyelidikan pihak kepolisian.



“Kalau semuanya sudah beres dan mereka tidak segera mengeluarkan barang, bisa jadi ada yang aneh,” kata Takdir.



Takdir mengatakan akan terus mendorong dan mengecek importir yang tidak segera mengambil barangnya di TPS Surabaya. Kalau seluruh urusan dokumen telah beres tapi barnag tak ambil, akan disegel Satgas Dwelling Time. Penyegelan tersebut berlaku untuk peti kemas yang tidak dikeluarkan dalam kurun waktu kurang lebih 10 hari. Pada Senin 19 September 2016, tim Satgas Dwelling Time menyegel 100 peti kemas.



“Senin penyegelan, malamnya itu satu per satu importir mengambil barangnya dari penampungan,” Takdir berujar.



JAYANTARA MAHAYU | NIEKE INDRIETTA





Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

3 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

19 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

39 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.

Baca Selengkapnya

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.

Baca Selengkapnya