DPR Minta Privatisasi Pertahankan Porsi Saham Pemerintah

Reporter

Rabu, 24 Agustus 2016 16:49 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Badan Usaha Milik Negara (Komisi VI) Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui privatisasi atau right issue terhadap empat BUMN, yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Namun menurut Wakil Ketua Komisi VI Dodi Reza Alex Noerdin, Komisi BUMN memberikan persyaratan agar privatisasi tersebut tetap mempertahankan kepemilikan porsi saham pemerintah dengan menggunakan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2016.

"PT Wijaya Karya (Persero) Tbk harus mempertahankan kepemilikan saham pemerintah minimal sebesar 65,05 persen," kata Dodi dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Baca Juga: Komisi VI Setujui Privatisasi 4 BUMN, Ini Catatannya

Sementra PT Jasa Marga (Persero) Tbk diwajibkan mempertahankan kepemilikan saham pemerintah minimal sebesar 70 persen. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk minimal sebesar 80 persen, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk minimal sebesar 51 persen.

Selain itu, menurut Dodi, BUMN penerima PMN juga harus meningkatkan good corporate governance. BUMN penerima PMN juga wajib menandatangani contract management yang berisikan janji-janji dan pernyataan direksi dengan Kementerian BUMN untuk memenuhi segala target-target yang disepakati.

Dodi menambahkan, BUMN penerima PMN wajib menyampaikan rencana bisnisnya dalam bentuk satuan kerja atau satuan 3 setelah satu bulan ketentuan mengenai PMN tersebut diundangkan. "Dan diterbitkan peraturan pemerintahnya," ujar politikus dari Partai Golkar tersebut.

Simak: Tax Amnesty Seret, Sofyan Wanandi: Kami Akan Door to Door

Seperti diberitakan sebelumnya empat perusahaan pelat merah itu akan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan total Rp 14,3 triliun. Pemerintah akan mengambil sebagian besar saham keempat perusahaan tersebut melalui dana PMN yang telah disetujui DPR sebesar Rp 9 triliun.

Sebelumnya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan waktu rights issue keempat BUMN dipastikan tidak bersamaan. "Menteri Keuangan minta di-spread supaya tidak lama," ujarnya usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Selasa 12 Juli 2016.

Sementara Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan, pemerintah telah menentukan waktu penawaran saham terbatas.

ANGELINA ANJAR SAWITRI



Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

16 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya