Sejumlah Pos Anggaran Dipotong, Ini Alasan Sri Mulyani  

Reporter

Editor

Erwin prima

Jumat, 5 Agustus 2016 20:33 WIB

Sri Mulyani Indrawati. dok. TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasannya memotong beberapa pos anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016. Nantinya, pemerintah akan kembali memotong APBN-P 2016 sebesar Rp 133,8 triliun setelah dipotong Rp 50,6 triliun.

Menurut Sri, dengan adanya perlambatan ekonomi global, harga komoditas di pasar internasional juga menurun. "(Penurunan) harga komoditas ini mengkontribusikan penurunan pada penerimaan negara sebesar Rp 108 triliun," katanya di gedung Dhanapala, Jakarta Pusat, Jumat, 5 Agustus 2016.

Selain itu, menurut Sri, perdagangan internasional juga melambat. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik hari ini, ekspor dan impor Indonesia mengalami pertumbuhan negatif. "Kalau ekspor impor negatif, penerimaan pajak penghasilan pasal 22 juga turun. Estimasinya, kita kehilangan Rp 32 triliun," tuturnya.

Menurut catatan BPS, kata Sri, pertumbuhan tiga sektor penting, yakni konstruksi, perdagangan, dan manufaktur juga stagnan. Hal itu, menurut dia, akan menyebabkan penerimaan negara berada sekitar Rp 118 triliun di bawah target yang telah ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2016.

Kebijakan pemerintah menaikkan pendapatan tidak kena pajak pun, Sri menilai, akan berdampak pada penerimaan negara. Kebijakan itu menyebutkan bahwa masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp 54 juta per tahun tidak dikenakan pajak. "Dari sisi penerimaan pajak, kebijakan itu mengurangi penerimaan sebesar Rp 18 triliun," ujarnya.

Karena itu, secara keseluruhan, penerimaan pajak diperkirakan melenceng Rp 219 triliun dari target Rp 1.355 triliun dalam APBN-P 2016. Sri pun mengusulkan adanya pemotongan APBN-P 2016 sebesar Rp 133,8 triliun. Rinciannya, belanja kementerian dan lembaga dikurangi Rp 65 triliun serta belanja daerah dipangkas Rp 68,8 triliun.

Sri mengklaim, pemotongan anggaran tersebut tidak akan mengurangi kemampuan APBN untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi karena pos yang dipotong adalah belanja-belanja yang tidak produktif. "Seperti belanja pegawai, biaya perjalanan dinas, biaya konsinyering, dan pembangunan gedung-gedung pemerintah," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

10 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

19 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya