Menteri Sofyan Djalil: Utang Indonesia Masih Sangat Aman

Reporter

Jumat, 3 Juni 2016 23:01 WIB

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 28 April 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meyakini pinjaman yang diperoleh dari sejumlah lembaga keuangan masih sangat aman.


Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto yang masih pada kisaran 30% masih sangat aman bagi sebuah negara berkembang. Utang akan dikelola dan digunakan ke sektor produktif sehingga tidak menjadi beban keuangan negara.


Terakhir, Indonesia mendapatkan utang dari Bank Dunia sebesar US$400 juta untuk membiayai program reformasi pajak. Utang itu masuk sebagai pinjaman reformasi fiskal kebijakan pembangunan untuk meningkatkan pendapatan pajak dan memperkuat mutu belanja negara.


“Untuk diketahui, tidak ada sebuah negara dan sebuah perusahan bisa berkembang terkecuali kalau kita bersedia menggunakan utang. Dan terpenting utang itu digunakan untuk produktif,” katanya, di Jakarta, Jumat (3 Juni 2016).


Bank Indonesia melaporkan rasio utang luar negeri PDB pada akhir kuartal I/2016 sebesar 36,5% atau meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 36,0% . Utang juga tercatat tumbuh 5,7% menjadi US$316,0 miliar dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar US$310,7 miliar. Posisi utang luar negeri sektor publik sebesar US$151,3 miliar atau 47,9%.


Advertising
Advertising

Menurutnya, PDB negara yang saat ini hampir menyentuh angka US$1 triliun bakal terus meningkat. Pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 6%, dalam 10 tahun ke depan totalnya akan sampai US$2 triliun.


Terkait utang dari Bank Dunia, Sofyan menuturkan pelebaran defisit yang diajukan pemerintah pada RAPBN Perubahan 2016 menjadi 2,48% dari yang sebelumnya ditetapkan 2,15% menunjukkan perlunya penambahan utang.


Namun, dia bertekad penerimaan pajak harus terealisasi karena masih rendahnya tax ratio terhadap PDB yang hanya 12%.


“Dengan tax amnesty berhasil, basis pajak meningkat. Pendapatan tahun ini mudah-mudahan meningkat, tapi mudah-mudahan, basis pajak yang paling penting,” ucapnya.


BISNIS.COM

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

9 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

52 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya