Ini Sebab Harga Tembaga Anjlok 6 Sesi Berturut-turut

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 10 Mei 2016 04:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Tembaga memimpin kejatuhan harga logam industri lainnya dan merosot dalam enam sesi perdagangan terakhir seiring dengan jatuhnya impor Cina dari level tertinggi.

Pada perdagangan Senin (9 Mei 2016) pukul 15:46 WIB harga tembaga Comex terkoreksi 3,15 poin atau 1,46% menjadi US$211,95 per pon. Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah naik 1,92%.

Di Shanghai Future Exchange (SHFE) harga tembaga menurun 330 poin atau 0,90% menuju ke 36.230 yuan per ton. Artinya, sepanjang tahun berjalan harga sudah meningkat 0,89%.

Menurut data bea cukai Cina, pembelian tembaga mentah dan olahan pada April merosot 21% menjadi 450.000 ton dibandingkan Maret sejumlah 570.000 ton. Namun, selama empat bulan pertama 2016, impor mencapai 1,88 juta ton atau bertumbuh 23% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy).

Impor bijih tembaga dan konsentrat turun 8% menjadi 1,26 juta ton pada April dibandingkan bulan sebelumnya. Akan tetapi, dalam empat bulan pertama 2016, pembelian naik 31% menjadi 5,27 juta ton dari tahun sebelumnya.

Harga tembaga melemah 4,8% pekan lalu yang menjadi penurunan paling curam sejak 20 November 2015, akibat meningkatnya kekhawatiran tentang kapasitas penyerapan Negeri Panda. Pemerintah setempat pun berusaha mengontrol agar harga komoditas tidak semakin volatil.

Analis Shenyin & Wanguo Futures Co., Li Ye menuturkan, produk logam sedang dalam masa koreksi yang cukup besar setelah reli yang terjadi baru-baru ini. Secara umum, sentimen terhadap komoditas masih pesimistis.

"Impor tembaga turun karena penutupan arbitrase, sementara stok naik. Ini pertanda bearish bagi pasar," ujarnya, Senin (9 Mei 2016).

Laporan Komoditas Mingguan Ducascopy menuliskan, tembaga untuk pengiriman Juli menunjukkan performa positif dua pekan lalu akibat melemahnya mata uang dolar AS. Dolar meluncur setelah adanya indikasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif di tengah proyeksi ekonomi global yang belum pulih.

Namun, reli harga terbentur kekhawatiran menurunnya permintaan dari China dan bertambahnya persediaan Cina. Meskipun demikian, harga tembaga Comex berhasil naik 0,37% secara mingguan.

Bank Dunia dalam Commodity Market Outlook menyatakan rerata harga tembaga sepanjang kuartal I/2016 terkoreksi 4% dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, pada periode Februari-Maret sempat terjadi reli karena menurunnya persediaan di LME dan meningkatnya permintaan impor Cina.

Secara keseluruhan pasokan global masih surplus meskipun ada sejumlah pemotongan produksi yang berujung pada tertekannya harga. Kapasitas produksi baru akan meningkat lagi dalam 2-3 tahun ke depan.

Dari segi harga, rerata nilai jual tembaga di Januari 2016 ialah US$4.472 per ton yang kemudian meningkat pada Februari 2016 sebesar US$4.599 per ton. Meskipun demikian, Bank Dunia memprediksi harga pada akhir tahun ini hanya mencapai US$5.000 per ton, jatuh 10,2% dibandingkan 2015 senilai US$5.510 per ton.


BISNIS

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

1 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

6 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

7 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya