Implementasi Perda Belum Efektif, IKM Masih Terpusat di Jawa

Reporter

Senin, 21 Maret 2016 23:00 WIB

Peserta pameran membuat batik tulis pada pameran Katumbiri Expo 2015 di Jakarta Convention Center, 10 Desember 2015. Pameran diikuti oleh 250 peserta yang berasal dari UMKM matang serta yang masih merintis. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Rasio jumlah industri kecil menengah di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa adalah 70:30. Hal itu menyebabkan ketimpangan pula pada persebaran tenaga kerja yang masih Jawa sentris.


Menurut data yang dirilis Kementerian Perindustrian, sejumlah 69,28% industri kecil menengah masih berada di Pulau Jawa dan sisanya di luar pulau Jawa pada 2015. Hal itu disebabkan implementasi peraturan daerah yang belum efektif.


Ketua Bidang UKM, Wanita Pengusaha, Wanita Pekerja, Gender dan Sosial Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Nina Tursinah mengatakan hal ini wajar karena peraturan daerah sebetulnya sudah banyak memihak IKM, tapi implementasinya belum efektif.


Bedanya adalah pada kesempatan pengusaha untuk berbisnis. Masing-masing provinsi banyak perbedaannya terutama infrastruktur yang tersedia sehingga banyak orang bertransmigrasi ke Jawa karena lebih mudah aksesnya , katanya pada Bisnis, Minggu (20 Maret 2016).


Saat ini perkembangan unit usaha IKM secara nasional tumbuh 4,14% pada 2015. Namun, dibanding 2014, perkembangan IKM di luar Pulau Jawa merosot hingga 200.000 menjadi 1.127.208 pada 2015, sedangkan IKM di Pulau Jawa jumlahnya naik sekitar 300.000 menjadi 2.541.665 unit usaha. Kenaikan ini disebabkan oleh pertumbuhan IKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara signifikan.


Advertising
Advertising

Ketimpangan rasio persebaran wilayah IKM juga diikuti oleh ketimpangan rasio penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa sebesar 72,19% atau sebanyak 6,3 juta orang, sisanya di luar Pulau Jawa sebesar 2,43 juta orang atau setara dengan 27,81%.


Ia berharap pemerintah daerah bisa membantu secara konkrit para pengusaha di daerah dengan membangun perusahaan milik daerah untuk memenuhi seperti sentra bahan baku untuk memenuhi kebutuhan pengusaha sehingga ada kestabilan harga.


Di kesempatan yang berbeda, Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan pemerintah daerah masih bergantung dengan pemerintah pusat, seperti pelatihan, teknologi, dan standar.


Ini harus secara makro. Mungkin dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), menteri perekonomian, dan kementerian lainnya harus duduk bersama untuk menyandingkan semua kebijakan untuk menyusun seperti apa bangunannya. Sekarang masing-masing mengurus PR-nya sendiri-sendiri. Harus ada komandannya, ujarnya pada Bisnis.


BISNIS.COM

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

53 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya