Plus Minus Blok Masela di Darat dan di Laut versi Dradjad

Reporter

Minggu, 6 Maret 2016 04:44 WIB

Dradjad Wibowo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom dari Sustainable Development Indonesia Dradjad Wibowo memaparkan plus minus pembangunan kilang gas alam cair Blok Masela, Maluku, baik di darat ataupun di laut. Kelebihan dan kekurangan itu dipaparkannya berdasarkan uji kritisnya terhadap berbagai argumen yang berkembang saat ini.

Dradjad mengatakan, terdapat beberapa pihak yang menyatakan bahwa pembangunan kilang di laut lebih murah. Pembangunan Blok Masela di laut hanya akan menelan biaya US$ 14,8 miliar, sementara pembangunan kilang di darat akan menghabiskan biaya hingga US$ 19 miliar.

"Apa itu benar? Australia yang kapasitas kilang off-shore-nya hanya setengah dari Blok Masela saja menelan biaya hingga US$ 12 miliar. Kalau kita pakai standar Australia, Blok Masela bisa US$ 20 miliar lebih," kata Dradjad dalam diskusi bertajuk "Blok Masela Sesuai Konstitusi" di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 5 Maret 2016.

Dradjad pun menantang, apabila pembangunan kilang di laut menghabiskan biaya lebih US$ 14,8 miliar, kontraktor lah yang harus menanggung beban tersebut. "Jadi, Mas SS, pertanyaan saya, berani tidak? Informasi yang saya peroleh, mereka tidak berani," ujarnya.

Selain itu, Dradjad juga mengetes biaya pembangunan kilang di darat yang diklaim menghabiskan biaya sebesar US$ 19 miliar. Menurut dia, berdasarkan pengalaman pemerintah membangun kilang di darat, biayanya tidak sampai sebesar itu. "Bisa lebih murah sampai US$ 5-6 miliar," tuturnya.

Pertimbangan lainnya, pembangunan kilang di laut merupakan hal yang baru bagi Indonesia. Karena belum menjanjikan, menurut Dradjad, belum ada perusahaan asuransi yang berani menjamin proyek itu hingga kini. "Artinya, terlalu beresiko menaruh uang di situ. Kalau tidak ada yang berani, siapa yang menjamin? Negara lagi yang harus terbebani," katanya.

Pembangunan kilang di darat, ujar Dradjad, telah terbukti keberhasilannya. Pemerintah telah memiliki pengalaman dalam membangun kilang di darat. "Teknologi sudah ada semua, sudah proven," ujar Dradjad menambahkan.

Hingga kini, Presiden Joko Widodo belum memutuskan pembangunan kilang gas alam cair Blok Masela, Maluku, apakah akan dibangun di laut atau di darat. Masih terjadi pula silang pendapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said serta Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli perihal pembangunan tersebut.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya