TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Tengah menyatakan kapas masih menjadi komoditas impor terbesar mengingat banyaknya pabrik tekstil yang ada di Jateng.
"Proyeksi tahun ini kami masih fokus di bahan baku untuk industri, terutama industri tekstil yaitu kapas," kata Ketua GINSI Jateng Budiatmoko di Semarang, Rabu (3 Februari 2016).
Menurut dia, bahan baku tersebut masih diutamakan mengingat produk yang dihasilkan selanjutnya akan diekspor sehingga akan memberikan dampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Komoditas selanjutnya yang juga masih banyak diimpor adalah biji plastik. Biji plastik ini berguna untuk industri manufaktur yang memproduksi berbagai macam jenis plastik. "Untuk mendatangkan bahan baku ini kebanyakan masih dari Tiongkok dan Amerika Serikat," katanya.
Untuk pabrik furnitur, Budiatmoko mengatakan yang masih cukup menjanjikan adalah impor suku cadang untuk furnitur.
Sementara itu, di luar untuk industri manufaktur, komoditas yang juga masih banyak diimpor adalah kedelai.
Menurut dia, kebutuhan kedelai impor di kalangan petani masih cukup besar mengingat hasil panen lokal belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai lokal.
Sedangkan untuk impor lain yang juga masih cukup menjanjikan adalah sapi. Meski demikian, tidak semua importir bisa mengimpor hewan tersebut.
"Tidak sembarangan bisa masuk, hanya importir tertentu yang bisa mendatangkan hewan ini. Biasanya ini tergantung dari kota yang membutuhkan," katanya.
BISNIS
Berita terkait
Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
12 jam lalu
Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?
Baca SelengkapnyaKemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
15 jam lalu
Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen
1 hari lalu
Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya
1 hari lalu
Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura
2 hari lalu
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor
2 hari lalu
Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.
Baca SelengkapnyaBea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan
2 hari lalu
Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.
Baca SelengkapnyaViral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai
4 hari lalu
Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri
5 hari lalu
Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaLaporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK
6 hari lalu
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.
Baca Selengkapnya