Direktur BI: Aktivitas Ekonomi Mulai Menggeliat

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 14 Januari 2016 23:03 WIB

Aktivitas di pelabuhan petikemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta (19/1). Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan 5,5%, dan dapat mencapai 6,5% pada 2011, 7% pada 2012. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, menilai aktivitas ekonomi mulai menggeliat sejak Desember 2015 khususnya di investasi.


Perbaikan ekonomi domestik didorong oleh meningkatnya arus impor yang mendukung sektor produktif terutama yang terkait realisasi proyek infrastruktur.


Dia memproyeksikan kenaikan defisit transaksi berjalan masih cukup sehat dengan berada di level 2,5%-2,7% sepanjang 2016.


Investasi yang semakin meningkat, imbuhnya, akan terus mendorong peningkatan impor. Sementara, pertumbuhan ekspor tahun lalu masih tertahan akibat permintaan global melemah dan menurunnya harga komoditas.


“Kalau investasi sudah banyak, ini akan mendorong impor. Selama masih sehat dibawah 3%, kami memandang itu tidak masalah,” ujarnya, di Gedung Bank Indonesia, Kamis (14 Januari 2016).


Advertising
Advertising

Bank Indonesia telah melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 7,5% sejak Februari 2015 menjadi 7,25%. BI menganggap stabilitas makroekonomi terjaga dan ketidakpastian pasar keuangan global telah mereda setelah kenaikan Fed-Fund Rate (FFR).


Sejumlah indikator yang menjadi pertimbangan Bank Indonesia seperti defisit transaksi berjalan sepanjang 2015 yang diperkirakan membaik dari 3,1% menjadi sekitar2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).


Rupiah yang mulai menguat di akhir tahun lalu meskipun secara rata-rata mencatat pelemahan. Secara point to point, rupiah mengalami penguatan 0,36% (month-to-month) ke level Rp13.785/dolar AS.


Inflasi yang tercatat sebesar 3,35% atau lebih rendah dari tahun sebelumnya juga menjadi pandangan BI turunkan suku bunga acuan. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan BI akan menjaga inflasi pada sasaran yang ditetapkan sebesar 4±1% hingga 2017 dan 3,5%±1% pada 2018.


“Selain itu, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat,” katanya.


Pada pasar keuangan global, BI meyakini kenaikan FFR telah diantisipasi pasar. The Fed yang akan menaikkan suku bunga secara gradual dan terbatas juga tidak menimbulkan gejolak secara global. Namun, BI akan terus mencermati risiko perlambatan ekonomi China dan menurunnya harga komoditas global.



BISNIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

16 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

7 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

7 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

10 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

11 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya