TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2016, penetrasi Internet diperkirakan memberikan pengaruh sangat besar bagi usaha kecil dan menengah. Chandra Liestiawan, Business Coach PT Formula Bisnis Indonesia, memperkirakan tren dalam dunia UKM yang paling terlihat adalah perkembangan Internet yang semakin tinggi.
Internet dipastikan semakin berkembang dibandingkan dengan kondisi pada 2015. Bahkan kualitas Internet Indonesia di 2019 ditargetkan bisa seperti Singapura.
“Yang menjadi permasalahan di sini adalah apakah para pelaku UKM juga siap untuk memanfaatkan hal ini. Bagi bisnis yang sudah berjalan, tantangannya adalah apakah mereka bisa berpikir kreatif untuk memanfaatkan Internet bagi perkembangan bisnisnya,” kata Chandra.
Memanfaatkan Internet untuk bisnis bukan hanya berupa bisnis online saja. Menurut Chandra, ada banyak hal yang dapat dilakukan pelaku usaha lewat Internet, yakni untuk keperluan promosi, membuat komunitas, membangun jaringan, hingga mempererat komunikasi.
Selama 2015, dia menilai masih banyak pelaku usaha yang belum maksimal memanfaatkan Internet. Bahkan sebagian masih asing dengan Internet. Secara lebih sederhana, Internet dapat dianggap sebagai “informasi” dan “komunikasi”.
Informasi dan komunikasi ini berlaku dua arah, baik ke dalam (bagi si pelaku usaha) maupun ke luar (bagi target pasarnya). Semua pelaku usaha sebenarnya membutuhkan kedua hal tersebut, walaupun pada kenyataannya ada beberapa pelaku usaha yang menutup diri dengan informasi karena merasa usahanya tidak membutuhkannya.
Pelaku usaha perlu lebih membuka diri untuk menambah informasi-informasi baru dan beradaptasi dengan perkembangan dunia usaha. Bicara bidang usaha yang dinilai paling memiliki peluang paling besar untuk berkembang selama 2016, menurut Chandra, tidak ada yang pasti. Semua tergantung sumber daya yang dimiliki pelaku usaha.
Dalam hal ini, Internet adalah sumber daya yang baik, yang harus dimanfaatkan untuk menggali informasi, termasuk untuk mencari bidang bisnis yang akan digeluti. “Saya sudah menangani hampir 100 usaha yang berbeda-beda dan semuanya punya peluang yang besar untuk berkembang. Ada yang peternak, ada yang punya perkebunan, ada yang bagian oil and gas, ada yang bisnis kuliner, ada yang bengkel, dan sebagainya,” tuturnya.
Bisnis yang berkaitan dengan sandang, pangan, dan papan akan tetap memiliki peluang yang bagus sepanjang waktu. Begitu juga dengan bisnis yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan, lalu kelahiran, pernikahan, dan kematian.
Namun Chandra mengingatkan, jika ingin memulai usaha, sebaiknya tidak hanya terpaku pada bidang-bidang tersebut. “Ini sangat subyektif dan tergantung kondisi masing-masing calon pelaku usaha. Agar tidak kecele nantinya, pelaku usaha, baik yang sudah menjalankan bisnis maupun yang baru mau memulai, harus mengenali lebih dulu kekuatan dan sumber daya yang dimiliki,” tuturnya.
Sumber daya dimaksud bisa berupa pengalaman yang pernah didapatkan oleh teman-teman, saudara, keluarga, lingkungan, atau jaringan yang ada. Intinya, jangan terlalu berharap menemukan bisnis yang sempurna karena pada dasarnya semua jenis bisnis memiliki risiko dan peluang masing-masing.
“Anda bisa saja berjualan roti, membuka bengkel, membuat kerajinan tangan, berjualan baju, menawarkan jasa salon, jasa konsultasi pajak, dan sebagainya, dan peluang terbesar yang bisa Anda dapatkan adalah yang mana yang Anda paling kuasai,” tuturnya.
Berita terkait
Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang
53 hari lalu
Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.
Baca SelengkapnyaAmartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Baca SelengkapnyaJenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati
3 Februari 2024
Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.
Baca SelengkapnyaTerbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil
31 Desember 2023
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).
Baca SelengkapnyaLampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo
10 Desember 2023
BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia
15 November 2023
Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.
Baca SelengkapnyaUndang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil
2 Oktober 2023
Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil
Baca SelengkapnyaHari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro
12 Agustus 2023
BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.
Baca SelengkapnyaPemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar
2 Agustus 2023
Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar
Baca SelengkapnyaRiset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.
Baca Selengkapnya