Harga Minyak Naik Setelah Laporan Stok AS dan Risalah Fed  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 19 November 2015 12:39 WIB

REUTERS/Lee Jae-Won

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak global bergerak sedikit lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB) karena para pedagang mempertimbangkan kenaikan kecil dalam persediaan Amerika Serikat dan laporan Federal Reserve yang mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga Desember.

Berdasarkan patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik tipis delapan sen menjadi berakhir di US$ 40,75 per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan global minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari naik menjadi US$ 44,14 per barel di perdagangan London, bertambah 57 sen dari penutupan Selasa, 17 November 2015.

Data minyak terbaru Departemen Energi AS menunjukkan kenaikan lagi, meskipun lebih kecil dari yang diperkirakan, dalam stok komersial di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Persediaan minyak mentah naik dari 300.000 barel menjadi 487,3 juta barel pada pekan yang berakhir 13 November, tingkat tertinggi sepanjang tahun ini, tapi jauh di bawah ekspektasi dari dua juta barel. Dibandingkan dengan tahun lalu, pasokan hampir 28 persen lebih tinggi.

Persediaan di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak AS, menambahkan 1,5 juta barel menjadi 56,85 juta barel. Sementara itu, produksi minyak mentah AS bertambah dari 3.000 barel menjadi 9,182 juta barel per hari pekan lalu.

"Harga minyak sebagian besar tetap tidak berubah karena laporan ini. Persediaan naik jauh lebih sedikit dari ekspektasi analis, tapi para pedagang mungkin telah memperkirakan penurunan moderat dalam persediaan," kata Thomas Nichols dari Moodys Analytics.

WTI sempat merosot di bawah US$ 40 per barel pada data persediaan minyak AS, tingkat yang belum pernah ditutup di bawah itu sejak akhir Agustus.

Beberapa analis bertanya-tanya apakah tingkat resistensi US$ 40 akan bertahan jauh lebih lama lagi. Jason Schenker dari Prestige Economics mengatakan, pasar tetap "di bawah tekanan dari fundamental persediaan tinggi, serta pelambatan ekonomi AS dan manufaktur Cina."

Pasar tampak menolak risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Oktober, yang menunjukkan bahwa sebagian besar peserta mengharapkan mulai menaikkan suku bunga pada pertemuan mereka 15-16 Desember.

Para investor telah berspekulasi tentang kenaikan suku bunga pertama pada Desember sejak para pembuat kebijakan The Fed, dalam pernyataan pascapertemuan mereka, menempatkan kenaikan di atas meja pada pertemuan berikutnya. Pandangan ini diperkuat oleh Ketua The Fed Janet Yellen dalam kesaksiannya kepada Kongres.

ANTARA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

10 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

11 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

11 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya