TEMPO.CO, Jakarta - PT PG Rajawali II akan merevitalisasi tiga pabrik gula (PG) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 520 miliar. Direktur Utama PG Rajawali II Agus Siswanto mengatakan revitalisasi direncanakan secara bertahap, mulai dari PG Subang, lalu ke PG Tersana Baru, dan PG Sindang Laut, yang berlokasi di Jawa Barat.
Menurut dia, target revitalisasi tersebut antara lain untuk mengganti mesin pada stasiun giling peras tebu menjadi nira untuk meningkatkan rendemen sekitar 0,50 persen.
"Bahkan masih bisa dimaksimalkan menjadi 1 persen jika didukung oleh pengelolaan budi daya tebu yang baik oleh petani," ujarnya setelah menerima kunjungan Menteri BUMN Rini M. Soemarno di PG Sindang Laut, Jumat, 16 Oktober 2015.
Dia menjelaskan, rencana revitalisasi bakal dilakukan di PG Subang pada 2016 kemudian dilanjutkan ke PG Tersana Baru dan PG Sindang Laut secara bersamaan.
Namun realisasinya akan menyesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan karena, hingga 2015, PG Rajawali II masih mengalami kerugian sebesar Rp 98 miliar.
“Kerugian tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 294 miliar,” ucapnya.
Selain rencana revitalisasi, PG Rajawali II bakal memindahkan pabrik spiritus yang berada di Palimanan Cirebon, mengingat lokasinya sudah sangat dekat dengan permukiman warga.
“Pabrik spiritus akan kami pindahkan ke area Jatitujuh sehingga pabrik gula dan pabrik spiritus bisa terintegrasi,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo mengungkapkan, produksi gula PG Rajawali II pada musim giling 2015 naik signifikan, yakni lebih dari 15 persen, dibanding produksi tahun lalu.
Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya
28 Juli 2015
Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya
Menteri Perindustrian Saleh Husin menuturkan ketersediaan dan kesiapan lahan bakal lebih mempercepat realisasi rencana pembangunan pabrik gula kristal putih.
Bank Dunia memperkirakan bahwa harga riil gula di pasar dunia (dolar Amerika 2010) pada 2025 akan turun dari US$ 0,37 per kilogram pada 2013 menjadi US$ 0,28 per kilogram. Dengan nilai kurs US$ 1 sama dengan Rp 12.605 saat tulisan ini disusun, harga gula per kilogram di pasar internasional pada 2025 adalah Rp 3.529. Sangat murah!