Ekspor Sawit ke Amerika Naik 60 persen

Reporter

Kamis, 17 September 2015 08:40 WIB

Kelapa sawit. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Jakarta -Ekspor minyak sawit Indonesia ke Amerika Serikat pada Agustus 2015 tercatat sebanyak 58,7 ton. Angka itu naik 60 persen dibanding Juli 2015 yang hanya 58,7 ribu ton.


Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, penyebab kenaikan itu adalah pemberlakuan efektif pelarangan penggunanan trans fat atau lemak trans dalam produk makanan oleh Badan Administrasi Obat dan Makanan (Food and Drug Administration–FDA).


Minyak sawit adalah salah satu minyak yang tidak mengandung lemak trans sehingga menjadi alternatif pengganti minyak nabati lain yang mengandung lemak trans. "Harga yang murah dibandingkan dengan minyak nabati lainnya juga menjadi faktor pendorong kenaikan permintaan," kata Fadhil saat dihubungi, Rabu 16 September 2015.


Selain Amerika Serikat, negara lain yang juga meningkatkan impor minyak sawit dari Indonesia adalah Bangladesh. Pada Agustus lalu, Bangladesh mengerek impor minyak sawit dari Indonesia sebesar 257 persen atau dari 47 ribu ton pada Juli naik menjadi 167,55 ribu ton pada Agustus.


Meningkatnya permintaan yang signifikan dari Bangladesh, menurut Fadhil, karena stok minyak nabati di dalam negeri yang sudah menipis dan pada saat yang sama harga minyak sawit sedang pada level terendah.


Advertising
Advertising

Sementara ada negara yang meningkatkan permintaan sawitnya, beberapa negara lain jugstru mengurangi pesanannya. Fadhil menyebut, pada Agustus lalu, negara-negara di Uni Eropa mengurangi permintaannya akan minyak sawit cukup signifikan.


Ekspor minyak sawit ke Benua Biru tercatat turun 30 persen dibandingkan bulan sebelumnya, atau dari 380,13 ribu ton pada Juli turun menjadi 264,55 ribu ton pada Agustus. Rendahnya permintaan Uni Eropa dipicu oleh jatuhnya harga minyak biji-bijian khususnya kedelai.


Penurunan permintaan minyak sawit diikuti oleh Cina, yang mencatatkan penurunan sebesar 26 persen atau dari 407,33 ribu ton pada Juli menjadi 301,47 ribu ton pada Agustus. Hal yang sama juga diikuti India yang membukukan penurunan 19 persen atau dari 427,34 ribu ton pada Juli turun menjadi 355,49 ribu ton pada Agustus. "Cina dan India menurunkan impor minyak sawitnya karena lesunya ekonomi di negara tersebut," ujar Fadhil.


Gapki juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil / CPO) global jatuh pada level terendah sejak enam tahun terakhir. Harga CPO jatuh di bawah US$ 600 per metrik ton. Namun, endahnya harga CPO global tidak serta merta mendongkrak volume ekspor minyak sawit Indonesia. "Ekspor minyak sawit Indonesia justru stagnan," kata Fadhil.



PINGIT ARIA

Berita terkait

Ganjar-Mahfud Bakal Bentuk Kementerian Khusus Urusi Sawit: Enggak Cukup di Bawah Eselon Dua

17 Januari 2024

Ganjar-Mahfud Bakal Bentuk Kementerian Khusus Urusi Sawit: Enggak Cukup di Bawah Eselon Dua

TPN Ganjar Mahfud menyebut, Ganjar-Mahfud bakal membentuk lembaga setara kementerian yang khusus mengurusi permasalahan sawit di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekspor Olahan Sawit Naik Hampir 30 Persen, Gapki: Terbesar CPO

22 November 2023

Ekspor Olahan Sawit Naik Hampir 30 Persen, Gapki: Terbesar CPO

Gapki mencatat total ekspor olahan sawit di September mengalami kenaikan sebesar 29,9 persen menjadi 2.693 ribu ton dari 2.073 ribu ton di Agustus.

Baca Selengkapnya

Setelah 3 Tahun Turun, Gapki Optimistis Produksi Sawit Naik Tahun Ini

5 November 2023

Setelah 3 Tahun Turun, Gapki Optimistis Produksi Sawit Naik Tahun Ini

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) prediksi produksi sawit tahun ini akan naik.

Baca Selengkapnya

Gapki Optimistis Sambut Peluang Industri Sawit Tahun Depan

2 November 2023

Gapki Optimistis Sambut Peluang Industri Sawit Tahun Depan

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, mengatakan para pelaku usaha sawit optimistis menyambut peluang pada 2024.

Baca Selengkapnya

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

2 November 2023

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Menteri Airlangga membeberkan langkah pemerintah menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak signifikan terhadap industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Industri Kelapa Sawit Tahun Ini Suram, Gapki Beberkan dari Sisi Harga, Produksi, El Nino hingga..

2 November 2023

Industri Kelapa Sawit Tahun Ini Suram, Gapki Beberkan dari Sisi Harga, Produksi, El Nino hingga..

Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, mengatakan kinerja industri kelapa sawit tahun ini tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Begini penjelasan lengkapnya

Baca Selengkapnya

Gapki Kembali Gelar IPOC Besok, Ini Isu yang Akan Dibahas

1 November 2023

Gapki Kembali Gelar IPOC Besok, Ini Isu yang Akan Dibahas

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) akan menggelar 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook atau IPOC 2023.

Baca Selengkapnya

Amran Sulaiman Kembali Jadi Menteri Pertanian, Gapki: Selalu Bersedia Berkoordinasi dengan Kami

26 Oktober 2023

Amran Sulaiman Kembali Jadi Menteri Pertanian, Gapki: Selalu Bersedia Berkoordinasi dengan Kami

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menganggap Amran Sulaiman sosok yang tidak asing bagi pengusaha sawit.

Baca Selengkapnya

Hadapi El Nino, Gabungan Pengusaha Sawit Melakukan Modifikasi Cuaca di Kalimantan Tengah

29 Agustus 2023

Hadapi El Nino, Gabungan Pengusaha Sawit Melakukan Modifikasi Cuaca di Kalimantan Tengah

Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC merupakan program pemerintah dalam memitigasi resiko panas ekstrem akibat El Nino.

Baca Selengkapnya

Bos Gapki Khawatir Isu Lahan Sawit di Kawasan Hutan Berdampak pada Iklim Investasi

25 Agustus 2023

Bos Gapki Khawatir Isu Lahan Sawit di Kawasan Hutan Berdampak pada Iklim Investasi

Berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), terdapat 3,3 juta hektare lahan sawit yang berada di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya