Rupiah Melemah, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah Melambat

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 14:08 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjawab pertanyaan awak media usai melakukan kunjungan kerja di Pos Terpadu Exit Tol Pejagan Brebes, Jawa Tengah, Rabu, 15 Juli 2015. Ganjar mengajak agar Pemudik melewati Jalur Selatan yang relatif sepi, karena Jalur Pantura akan diprediksi semakin padat pada malam ini. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Semarang - Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah mengalami perlambatan. Pada kuartal II, Juni hingga Agustus 2015, ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,8 persen. Adapun kuartal sebelumnya tumbuh sebesar 5,5 persen.

Meski mengalami perlambatan, Direktur Eksekutif Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah Iskandar Simorangkir mengatakan angka pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah itu masih jauh lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Perlambatan ekonomi ini juga tercermin dari kegiatan sistem pembayaran yang diselenggarakan kantor perwakilan BI provinsi maupun kabupaten dan kota di Jawa Tengah,” kata Iskandar, Rabu, 26 Agustus 2015.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah itu bisa dilihat dari posisi inflow dan transaksi kliring tercatat tumbuh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Menurut Iskandar, dari sisi pengeluaran terjadi perlambatan ekonomi yang bersumber dari investasi dan ekspor. Sedangkan pertumbuhan konsumsi juga mengalami perlambatan pada sektor rumah tangga maupun pemerintah.

Tercatat perlambatan sektor lapangan usaha disumbang industri pengolahan, serta sektor perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor yang selama ini menjadi sektor penopang ekonomi Jawa Tengah.

Iskandar mengatakan Bank Indonesia optimistis sektor pertanian sebagai sektor kedua terbesar di Jawa Tengah masih mampu mencatatkan kinerja baik. “Pertumbuhan pada sektor ini meningkat tajam dengan adanya panen raya,” ujar Iskandar.

Adapun Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah Frans Kongi mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi salah satu faktor penyebab melambatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan Jawa Tengah.

Industri pengolahan di Jawa Tengah banyak mengandalkan kandungan bahan baku impor yang membuat sektor industri kewalahan menghadapi kenaikan biaya belanja bahan baku. Menurut Frans, kondisi sektor industri di Jawa Tengah semakin parah dengan adanya kenaikan tarif listrik untuk sektor industri. “Ini mengancam kami yang masih bertahan,” tutur Frans.

Menurut dia, kondisi perekonomian global turut mempengaruhi pertumbuhan industri di Jawa Tengah. Dengan begitu, ia menyarankan agar pemerintah memberikan solusi dengan menyediakan bahan baku murah. “Banyak hasil sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan, tapi pemerintah belum bisa melakukan,” ucapnya.

EDI FAISOL

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

7 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

11 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya