Indef: APBN 100 Persen Tak Menjamin Ekonomi Tumbuh Tinggi

Reporter

Senin, 24 Agustus 2015 17:00 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute For Development of Economics and Finance, Nawir Messi, mengatakan belanja negara bisa mendongkrak pertumbuhan negara. Namun belanja negara tak bisa dijadikan satu-satunya senjata sumber pertumbuhan.

"Belanja negara terserap 100 persen pun paling hanya menyumbang 7-9 persen dari total pertumbuhan," ujar Nawir di kantor Indef, Senin, 24 Agustus 2015.

Seperti diketahui, APBNP 2015 berjumlah Rp 1.900 triliun lebih. Namun tak semua digelontorkan untuk pembangunan.

Menurut Nawir, dua faktor utama pertumbuhan, seperti konsumsi dan investasi, perlu pembenahan serius. Jika tidak, pengangguran akan terus meningkat. Begitu pula dengan kemiskinan.

Nawir mengatakan perlu adanya peningkatan kepercayaan bisnis dari swasta. Sebab, tak mungkin pemerintah mampu membangun sektor riil secara keseluruhan dengan terbatas pada anggaran. "Iklim investasi yang stabil akan menarik banyak investor," katanya.

Nawir menambahkan, stabilisasi harus diupayakan sekuat-kuatnya dan konsisten. Dengan konsistensi, harga pangan dan jasa di pasaran tak akan mengalami banyak fluktuasi dan juga memelihara konsumsi masyarakat yang berpengaruh besar terhadap andil pertumbuhan.

Selain itu, pemerintah diimbau untuk tidak mencari kambing hitam perlambatan pertumbuhan dengan menyalahkan faktor eksternal saja. "Faktor eksternal memang berpengaruh, efek samping terhadap ekonomi internal perlu dibenahi dengan koordinasi fiskal dan moneter, seperti Cina," tuturnya.

Hingga kini, belanja negara sudah mencapai 41 persen. Kementerian Keuangan berupaya membelanjakan anggaran negara tersebut hingga 100 persen pada akhir tahun.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya