Ekonomi Memburuk, Laba Perusahaan Makanan Ini Turun 37,2 Persen

Reporter

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 9 Mei 2015 04:40 WIB

Jajaran direksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ("ICBP") saat acara Due Diligence Meeting dan Public Exspose di Jakarta, Rabu (1/9). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO , Jakarta - Pergerakan ekonomi yang melambat ternyata berdampak terhadap industri makanan dan minuman ringan. Salah satu yang ikut merasakannya dampaknya adalah PT Indofood Sukes Makmur. Presiden Direktur PT Indofood Anthoni Salim mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ikut mempengaruhi kinerja perusahaan sepanjang kuartal pertama 2015. “Ada komponen impor yang besar, seperti gandum,” kata Anthoni di kantor Indofood, Jakarta, Jumat 8 Mei 2015.

Kendati ada penurunan laba di kuartal pertama ini, Anthoni optimistis memasuki kuartal berikutnya laba perusahaan bisa kembali membaik. Apalagi tidak lama lagi akan menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun ia enggan memasang target yang muluk. Anthoni berharap kepada pemerintah bisa belanja lebih aktif lagi di triwulan kedua dan ketiga nanti. “Di hari raya nanti kita lihat berapa banyak yang bisa diserap sambil berharap ekonomi makro membaik,” ucapnya.

Sepanjang kuartal pertama ini PT Indofood hanya sanggup meraup laba sebesar Rp 870,08 miliar. Jumlah itu lebih rendah 37,2 persen dari 2014 di periode yang sama, yaitu sebesar Rp1,38 triliun. Dari laporan keuangan yang telah diumumkan laba per saham pun turun menjadi Rp 20 dari sebelumnya Rp 25. Perusahaan membagikan deviden sebanyak Rp 220 per lembar saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan.

Hal sebaliknya terjadi di anak perusahaan Indofood, yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang meraih laba bersih Rp 796,79 miliar di kuartal I ini. Jumlah ini lebih tinggi 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 698,72 miliar.

Anthoni menjeleskan perusahaan mencoba untuk berimbang dalam hal impor dan ekspor. Ia sendiri enggan menyebutkan berapa besar komponen barang yang diimpor dan ekspor. “Kebijakan yang kami lakukan coba imbang,” tuturnya.

Indofood merencanakan belanja modal sebesar Rp 9 triliun pada tahun ini. Direktur Indofood Thomas Tjhie menyebutkan sebanyak 36 persen belanja modal dialokasikan untuk divisi CBP, 26 persen untuk bogasari, dan 26 persen diberikan kepada agrobisnis. “Sisanya dibagi rata untuk distribusi dan sebagainya,” ucap Thomas.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

26 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya