Tak Mau Berutang ke IMF dan Bank Dunia, Masih Ada Sumber Lain?

Reporter

Editor

Grace gandhi

Kamis, 23 April 2015 09:55 WIB

REUTERS/Cheryl Ravelo

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Presiden Joko Widodo, yang meminta negara-negara di kawasan Asia-Afrika tak lagi bergantung pada lembaga keuangan internasional, ditanggapi positif oleh pasar. “Intinya, ingin berdikari dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi,” ujar ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati, kepada Tempo, Rabu, 22 April 2015.

Dalam pidatonya di Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika kemarin, Presiden mengajak negara-negara dunia ketiga agar tak lagi bergantung pada lembaga donor, seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Bank Pembangunan Asia. Pernyataan Jokowi, menurut Enny, juga mengindikasikan bahwa Indonesia dan negara-negara lain harus setara dengan lembaga donor tersebut.

“Lemahnya posisi tawar dengan lembaga inilah yang kini harus diperbaiki dan menguntungkan bagi tiap pihak. Selain itu, masih ada opsi utang luar negeri secara bilateral,” kata Enny.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, menilai pernyataan Jokowi menegaskan bahwa ada lembaga lain yang bisa menjadi sumber utang luar negeri. “Bisa bekerja sama dengan Islamic Development Bank serta bank komersial,” ujarnya. Pemerintah pun bisa menaikkan posisi tawar dengan lembaga-lembaga peminjam keuangan dan memilih kredit yang biaya bunganya paling murah.

Direktur Jenderal Wilayah Asia-Afrika Kementerian Luar Negeri Yuri O. Thamrin memperkirakan kebutuhan dana untuk membangun infrastruktur di kawasan Asia-Pasifik mencapai US$ 8 triliun. Jumlah tersebut tak bisa ditalangi oleh Bank Dunia, IMF, maupun ADB, yang hanya mampu menyediakan dana ratusan miliar dolar AS per tahun.

Karena itu, menurut Yuri, Asian Infrastructure Investment Bank, yang digagas oleh Cina dapat menjadi solusi tepat. “Bahkan, negara-negara dari Uni Eropa dan Amerika Serikat berminat bekerja sama dengan lembaga tersebut,” katanya.

Per Februari 2015, nilai utang luar negeri Indonesia mencapai US$ 298,9 miliar. Sebanyak US$ 30,14 miliar di antaranya berasal dari utang dengan negara lain, sedangkan dana US$ 23,3 miliar didapatkan dari organisasi internasional. Adapun jumlah utang valas bank sentral mencapai US$ 5,48 miliar. Sebanyak US$ 2,8 miliar di antaranya dari IMF, US$ 223 juta dari negara kreditor, dan US$ 2,46 miliar dari sumber lain.

SINGGIH SOARES | URSULA FLORENE SONIA | ALI HIDAYAT

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

9 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

52 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya