Pemerintah Diminta Kurangi Utang Hingga 67 Persen

Reporter

Editor

Selasa, 2 Agustus 2005 16:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah diminta mengurangi utang luar negeri hingga 67 persen. Dukungan berupa komitmen politik dinilai mampu melakukannya.“Tidak ada alasan pemerintah tidak mencontoh Skema Napoli-Nigeria yang disetujui Paris Club,” ujar Direktur Eksekutif Perkumpulan PraKarsa Binny Buchori, Selasa (2/8).Saat ini perhitungan total utang luar negeri Indonesia US$ 80 miliar. Sebanyak US$ 41 miliar merupakan utang kepada Paris Club. Dengan pengurangan hingga 67 persen itu, nilai utang Indonesia sekitar US$ 20 miliar. Menurut Binny, tidak ada alasan bagi pemerintah tidak menjalankan komitmen politiknya dalam mengurangi utang. Karena Indonesia dan Nigeria dinilai memiliki banyak kesamaan, misalnya aspek sejarah dan struktur utang yang sama persis. “Kesamaan lainnya, memiliki reputasi sebagai negara korup, penghasil minyak, pemilu demokratis sedang berlangsung,” ucapnya. Pada 30 Juni lalu , Paris Club mengumumkan pemotongan utang sebesar 67 persen untuk Nigeria dengan skema Napoli. Artinya, Paris Club menghapus utang Nigeria sebesar US$ 15,5 miliar. Dengan skema Napoli itu, pemerintah Nigeria tetap teguh tidak melaksanakan program yang ditawarkan IMF. Namun, malah menyusun program National Economic Empowerment and Development Strategies (NEEDS) yang fokus pada pengurangan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan kemakmuran. Selain itu, pemerintah Nigeria juga memberlakukan disiplin fiskal melalui commodity price based fiscal rule, yakni memasukkan pendapatan dari penjualan minyak mentah ke dalam dana cadangan. Pemerintah juga mendirikan badan untuk mengawasi kegiatan korupsi dan perbaikan keuangan publik. Dia menilai, pemerintah Indonesia harus menyesuaikan diri dengan cara pandang negara-negara G-8 yang kini mengusahakan penghapusan utang multilateral 100 persen untuk Afrika Selatan. Direktur Utama Indef Fadhil Hasan menambahkan, pemerintah harus mengubah skenario dalam pengelolaan utang luar negeri. “Jangan terjebak dalam skenario penjadwalan ulang utang luar negeri,” katanya.Menurut dia, dibutuhkan komitmen politik kuat dari pemerintah. Tidak hanya terkait dengan kebijakan makroekonomi, tapi juga yang bersifat mikro. “Pemerintah harus bisa meyakinkan kreditor ada program komprehensif rehabilitasi utang demi mengatasi kemiskinan. Harus ada perbaikan struktur kelembagaan,” ujarnya. Ia menyatakan, pemerintah Indonesia tidak perlu merasa kawatir dikucilkan oleh negara-negara lain karena menolak program IMF dan mengedepankan program seperti NEEDS. “Toh Nigeria tidak dikucilkan. Juga tidak ada masalah dengan pemeringkatan utang. Nigeria masih diberi akses utang lunak ke International Development Association (IDA) dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).” rr. ariyani

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

10 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

11 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

54 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya