BI Rate Diperkirakan Tetap 7,75 Persen  

Selasa, 17 Februari 2015 11:37 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Rupiah Indonesia pada 15 Desember merosot ke tingkat terendah terhadap dolar sejak krisis keuangan Asia 16 tahun yang lalu, karena pasar negara berkembang terpukul seiring kemajuan perbaikan ekonomi Amerika Serikat. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Pertimbangan untuk menjaga stabilitas moneter diperkirakan menjadi dasar pengambilan keputusan bank sentral.

Analis PT Monex Investindo Futures, Faisal, mengatakan Bank Indonesia dalam rapat dewan gubernur hari ini diperkirakan akan mengambil keputusan yang lebih hati-hati terkait dengan suku bunga acuan (BI Rate). "BI Rate kami prediksi akan dipertahankan pada level 7,75 persen," kata Faisal, Selasa, 17 Februari 2015.

Menurut Faisal, BI sedang mengalami dilema dengan kebijakan moneternya. Ada tekanan untuk memangkas suku bunga acuan seiring melambatnya inflasi dan keinginan pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Selain itu, beberapa negara justru sedang melonggarkan sistem moneternya dengan memangkas suku bunga, di antaranya India, Singapura, dan Uni Eropa.

Namun, di sisi lain, BI juga mempertimbangkan risiko yang muncul dari rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga pada kuartal II 2015. Kebijakan tersebut akan diikuti dengan pelemahan nilai tukar rupiah. "Menghadapi dilema tersebut, tampaknya BI akan mengambil jalan tengah dengan mempertahankan tingkat BI Rate," ujar Faisal.

Tekanan yang dialami rupiah akan semakin berat pada semester kedua. Pasalnya, beban utang korporasi dan swasta akan meningkat. Lelang-lelang obligasi yang dilakukan pemerintah pun kebanyakan digeber pada semester pertama untuk membiayai belanja dan penyerapan anggaran. "Dipertahankannya suku bunga adalah win-win solution bagi rupiah," kata Faisal.

Pada transaksi kemarin, rupiah ditutup menguat 45 poin (0,35 persen) ke level 12.753 per dolar AS. Untuk hari ini, rupiah diperkirakan bakal bergerak pada kisaran 12.650-12.850 per dolar AS.

PDAT | M. AZHAR


Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

5 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

6 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

12 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya