Rabu Sore, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia  

Rabu, 17 Desember 2014 17:30 WIB

Video klip lagu Aku Cinta Rupiah oleh Cindy Cenora. youtube.com

TEMPO.CO, Jakarta - Intervensi Bank Indonesia berhasil membuat rupiah menguat tajam. Pada penutupan perdagangan hari ini, 17 Desember 2014, kurs rupiah naik 0,45 persen ke level 12.667 per dolar Amerika Serikat.

Rupiah menguat signifikan jika dibandingkan dengan mayoritas mata uang Asia yang cenderung melemah. Won melemah 0,77 persen menjadi 1.094,8 per dolar AS, yuan melemah 0,11 persen ke 6,19 per dolar, dan yen merosot 0,6 persen ke 117,11 per dolar. (Baca: Cinta Rupiah, BI Minta Pengusaha Tolak Dolar)

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan rupiah menguat akibat intervensi Bank Indonesia. "Upaya bank sentral membeli surat utang negara senilai Rp 1,7 triliun menggiring rupiah ke level 12.677 per dolar," kata Lukman kepada Tempo. (Baca: BI Turun Tangan, Rupiah Mulai Jinak)

Pergerakan rupiah mengalami anomali luar biasa sejak awal pekan. Rupiah berpindah level sangat cepat dan dalam waktu yang singkat. Satu waktu ada di level 12.900 per dolar, kemudian pindah ke 12.700 per dolar, kemudian bergeser lagi ke 12.600 per dolar. (Baca: Jokowi-JK Janjikan Insentif Jaga Rupiah)

Lukman mengatakan volatilitas rupiah yang sangat tinggi membuat investor resah. Namun investor sadar bahwa jika BI terus melakukan intervensi, cadangan devisa terkuras tanpa hasil. Dia mencontohkan tindakan bank sentral Rusia yang menghabiskan dana US$ 200 miliar untuk membeli rubel dalam waktu dua bulan. Upaya itu tidak mampu menyelamatkan ekonomi Rusia. Ujung-ujungnya, bank sentral mengambil langkah moneter dengan menaikkan suku bunga hingga 650 basis point.

Begitu pula negara-negara berkembang yang memiliki karakteristik yang sama dengan Indonesia. Brasil, Venezuela, Thailand, dan Filipina mengalami defisit dan bank sentral masing-masing aktif di pasar uang. Tapi, kenyataannya, nilai tukar mata uang mereka terus tertekan oleh dolar. "Akhirnya mereka stop intervensi dan membiarkan sesuai harga pasar," kata Lukman.

Karena itu, kata Lukman, stabilitas rupiah sangat bergantung pada fundamental ekonomi. Pemerintah harus mengurangi defisit neraca berjalan dan meredam inflasi. Otoritas moneter juga perlu memainkan instrumen suku bunga untuk meredam gejolak inflasi sekaligus menekan capital outflow.

M. AZHAR

Berita Terpopuler
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah




Berita terkait

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

6 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

7 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

7 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

12 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

12 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

12 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya