TEMPO.CO, New York - Harga minyak dunia turun pada Senin waktu setempat (Selasa WIB) menyusul laporan pelemahan data manufaktur di Amerika Serikat dan Cina. Pelemahan data ini memicu kekhawatiran menurunnya permintaan dari dua negara konsumen minyak terbesar di dunia itu.
Seperti dilansir oleh The Washington Post, dikutip 4 Februari 2014, harga patokan untuk pengiriman pada Maret merosot US$ 1,06 mendekati US$ 96,43 per barel di New York Merchantile Exchange. Adapun untuk minyak mentah Brent, jatuh 36 sen ke posisi US$106,04 per barel pada perdagangan di London. (Baca juga: Kinerja Sektor ESDM 2013 dan Proyeksi 2014)
Situasi di Amerika Serikat selama ini mendorong kenaikan harga minyak dunia rata-rata US$ 3,28 per galon bensin. Namun akibat pelemahan data tersebut, harga minyak turun 4 sen pada bulan lalu dan 23 sen di bawah rata-rata harga permintaan rata-rata sepanjang 2013.
Cina melaporkan pada Sabtu bahwa aktivitas manufaktur merosot ke tingkat terendah pada Januari, dari 51 poin pada Desember menuju 50,5 pada Januari. Sementara itu, data manufaktur Amerika Serikat menunjukkan sedikit saja kenaikan pada bulan lalu, sebagaimana penundaan pengiriman bahan mentah akibat cuaca buruk, sehingga mengakibatkan sejumlah pabrik tutup. (Lihat juga: JK: Capres Belum Berani Tawarkan Harga BBM Naik)
Data Amerika Serikat menunjukkan indeks aktivitas manufaktur jatuh ke posisi 51,3 pada Januari 2014 dari 56,5 bulan Desember 2013.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.