Didemo Buruh, Pengusaha: Kami Jangan Dimatikan  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 6 November 2013 11:25 WIB

Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sofjan Wanandi dan Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, meniup lilin ulang tahun APINDO ke 58, di Jakarta (28/1). TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan pengusaha berkontribusi terhadap mayoritas pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Delapan puluh persen APBN itu dari pajak pengusaha," kata Sekretaris Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Apindo, Suryadi Sasmita, dalam diskusi "Social Security & Minimum Wages Indonesian Convention 2013" pada Rabu, 6 November 2013.

Ia menjelaskan, dalam dua tahun terakhir, upah minimum dan jaminan sosial menjadi isu yang ramai dibicarakan. Suryadi berpendapat, keputusan upah minimum pun diambil bukan berdasarkan rekomendasi dewan pengupahan, melainkan tekanan dan desakan buruh. Dengan demikian, para pengusaha kebingungan untuk membuat rencana jangka panjang karena ketidakjelasan upah.

"Dalam 10 tahun ke depan, kalau upah per tahun naik sampai 70 persen, pasti pengusaha tidak mungkin melanjutkan usahanya di Indonesia," ucapnya.

Meski demikian, Suryadi mengungkapkan, pemerintah tampaknya sudah memahami dampak aksi demo para buruh yang meminta kenaikan upah tinggi. Untuk itu, pemerintah kini menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 tentang Kebijakan Penetapan Upah Buruh serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum.

"Kami menyambut baik, biar bagaimanapun pengusaha tidak dapat dimatikan," ujar Suryadi.

Ia meminta pemerintah memanfaatkan tripartit untuk mengecek kinerja perusahaan-perusahaan. Apindo mengimbau kepada serikat pekerja agar masalah kesejahteraan dikembalikan ke pasar. Sebab, konsep hukum penawaran dan permintaan adalah konsep yang tidak bisa dilanggar.

Suryadi menyebut Beijing dan Shanghai sebagai contoh. Di sana, investor kekurangan buruh sehingga otomatis investor membayar buruh dua hingga tiga kali lipat di atas upah minimum. Hal serupa juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

"Di Semarang, pengusaha membayar di atas upah minimum provinsi (UMP) karena kekurangan karyawan," tutur Suryadi.

Menurut Apindo, yang penting dilakukan saat ini adalah menarik investor agar kebutuhan akan jumlah karyawan juga ikut naik dan akan berdampak pada peningkatan upah pekerja.

MARIA YUNIAR

Berita Terpopuler :
Desember, Bumi Plc Targetkan Pisah dari Bakrie
Delay, Lion Air Harus Bayar Kompensasi
Besok, Pemerintah Lelang Surat Utang Rp 8 Triliun
Sumitomo Tambah Investasi Aluminium di Malaysia
Garuda Buka Rute Baru Makassar-Sorong

Berita terkait

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

5 jam lalu

Aliansi Perempuan Indonesia akan Turun Aksi di Hari Buruh Sedunia

Mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok buruh lainnya yang juga melakukan aksi Hari Buruh di tempat yang sama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

6 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

15 hari lalu

Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Pemerintah, khususnya BI, Kementerian Keuangan dan OJK diminta untuk segera melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah rupiah kian jeblok.

Baca Selengkapnya

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

15 hari lalu

Apindo Beri Catatan Atas Kebijakan WFH bagi ASN Guna Urai Kepadatan saat Arus Balik Lebaran

Apindo menyatakan WFH cenderung menciptakan penurunan produktivitas ekonomi nasional secara agregat.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

17 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

18 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

38 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden-Wapres Terpilih, Apindo: Uncertainty, Wait and See Masih Terus Ada

Ketua Apindo menanggapi pengumuman KPU soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wapres terpilih pemenang Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

41 hari lalu

Apindo Dukung Pembatasan Barang Bawaan Impor, Sesuai Keinginan Industri

Pembataan barang bawaan impor berlaku sejak 10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya