Sempat Bermasalah, Ekspor Rumput Laut Sudah Aman

Selasa, 18 Juni 2013 19:56 WIB

Rumput laut. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Nusa Dua - Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, I Made W Arthajaya, mengakui ekspor rumput laut kering Indonesia sempat terganjal beberapa kendala. Misalnya, permintaan Cina agar ekspor rumput laut dilengkapi dengan Health Certificate (HC). Sementara, Chile juga sempat minta Certificate of Legal Origin (CoLO) dan minta tambahan phytosanitary atas ekspor rumput laut Indonesia. Tapi, semua sertifikasi itu, menurut Made, sudah dipenuhi. Dia menjamin ekspor rumput laut sudah aman dan memenuhi syarat.


"Kita bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk phytosanitary. Seluruh persyaratan untuk ekspor rumput laut, kita sudah penuhi. Peraturan Menteri (Permen) untuk CoLO juga sdh dibuat dan diaplikasikan di beberapa daerah," ujar Made.


Tapi, pemerintah sedang berusaha untuk mengurangi pasokan ekspor rumput laut saat ini. "Selama ini, 80 persen bahan baku diekspor ke luar negeri," kata Made. Dia berharap angka itu turun menjadi 60 persen saja.


Pemerintah mengurangi pasokan ekspor agar selisih (delta) dari pengurangan bahan baku itu dapat diolah di dalam negeri. "Kami harap ekspor bahan baku bisa diturunkan dari 80 persen menjadi 60 persen sehingga ada delta tambahan 10 persen. Jadi kita bisa tahan 20 persen untuk diolah di dalam negeri," ujarnya. Pasalnya, Indonesia masih impor produk olahan rumput laut mencapai 1.400 ton per tahun. Untuk impor agar-agar saja, angkanya hampir mencapai 960 ton per tahun.


Menurut Made, pengusaha lokal sudah memiliki kemampuan dalam mengolah bahan baku rumput laut. "Dulu, hanya satu saja pengusaha kita yang mampu mengolah rumput laut menjadi refined karagenan. Tapi, sekarang sudah ada enam pabrik manfakturing yang mengolahnya menjadi refined karagenen. Bahkan, di daerah Pandaan, Jawa Timur, ada pabrik yang sudah mampu mengubah bahan baku menjadi refined karagenen yang sudah siap diolah menjadi susu dan agar-agar," katanya.


Advertising
Advertising

Saat ini, para pengusaha lokal kesulitan mencari bahan baku karena semakin banyak pabrikasi di dalam negeri. Made berpendapat, harus ada perbaikan di hulu industri ini. "Tinggal di sisi hulu yang harus kita genjot," katanya. Dia juga berharap agar perusahaan-perusahaan besar bisa melakukan hilirisasi industri rumput laut.


ARIEF HARI WIBOWO
Terhangat:EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah



Baca juga:

Mereka Tertolong dengan KJS ala Jokowi-Ahok

Habis 'PRJ Monas', Tercecerlah Sampah

Ahok Akuisisi PPD untuk Hilangkan Sistem Setoran

BBM Naik, Polisi Bersenjata Lengkap Jaga SPBU

Ini Keluhan Warga Atas Layanan KJS ala Jokowi



Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

8 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya