Agus Marto: Pengelolaan Utang Harus Dikoordinasi  

Senin, 25 Maret 2013 14:11 WIB

Menteri Keuangan Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan Menteri Keuangan sebagai pengelola utang dan Bank Indonesia sebagai pengelola devisa harus berkoordinasi untuk menjaga risiko nilai tukar, aset, dan likuiditas. "Perlu menganalisis risiko gabungan. Dengan demikian, bisa termitigasi dengan baik," ujarnya pada saat mempresentasikan makalah terkait pencalonan dirinya sebagai Gubernur BI di Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 25 Maret 2013.

Agus menjelaskan, perlu ada pertukaran informasi tentang perubahan portofolio utang serta basis mata uangnya dan perubahan portofolio devisa dan sebaran penempatannya. "Kalau keduanya (Kementerian Keuangan dan BI) tidak berkoordinasi, akan menciptakan market risk, currency risk, asset risk, dan liquidity risk."

Koordinasi tersebut, kata Agus, bukan dimaksudkan untuk mengurangi sifat independen bank sentral. "Bukan berarti independency tidak dilakukan," ujarnya. Namun, koordinasi diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya kondisi yang mengkhawatirkan.

Seperti diketahui, nilai utang luar negeri swasta terus membengkak. Tahun lalu utang luar negeri swasta mencapai US$ 125 miliar atau melonjak ketimbang 2006 mencapai US$ 52 miliar. Angka ini hampir setara dengan utang luar negeri pemerintah sebesar US$ 126 miliar.

Lonjakan utang luar negeri swasta ini dinilai lebih membebani pemerintah dan Bank Indonesia karena sifatnya berjangka pendek, sedangkan utang pemerintah berjangka panjang.

Adapun pembiayaan kembali utang luar negeri swasta perlu dilakukan mengingat Indonesia sedang menghadapi defisit kembar yang berasal dari defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan. Artinya, kebutuhan valas tidak bisa dipenuhi oleh pasokan valas. Adapun penyebab utama defisit adalah tingginya impor, repatriasi modal, dan pembayaran utang luar negeri swasta bertenor pendek.

Walhasil, Bank Indonesia harus memenuhi kebutuhan valas dengan cadangan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah. Belakangan cadangan devisa terus menurun menjadi US$ 105 miliar per Februari 2013. Angka ini melorot dibandingkan dengan pada kuartal ketiga di 2011 yang mencapai US$ 120 miliar.

MARTHA THERTINA

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

9 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

52 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya