Emiten Garmen Banting Setir ke Logistik Pelabuhan  

Reporter

Editor

Kamis, 26 Juli 2012 15:17 WIB

EMPO/ Subekti

TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan tekstil PT Karwell Indonesia Tbk yang berganti nama menjadi PT Maharlika Indonesia Tbk memutuskan untuk banting setir ke bisnis jasa prasarana dan logistik maritim. Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Hoesen, mengatakan rencana alih usaha ini akan terjadi pada tahun ini. "Mudah-mudahan beres secepatnya," katanya ketika ditemui di kantornya, Kamis, 26 Juli 2012.

Ia mengatakan manajemen Karwell telah menemuinya. Perusahaan pun berencana melaksanakan penawaran saham terbatas atau right issue. Setelah itu pemegang saham baru akan masuk melalui mekanisme backdoor listing.

Menurut Hoesen, perusahaan mengganti bisnis intinya karena tidak memiliki kelangsungan atau going concern dalam beberapa tahun belakangan ini. Otoritas bursa pun sudah pernah memanggil manajemen karena kinerja keuangan tidak menunjukkan perbaikan.

Meski tidak mengetahui alasan mengapa Karwell memilih masuk ke bisnis logistik, Hoesen mengatakan pemegang saham yang baru nantinya bergerak di bidang pelabuhan. Pemegang saham itu pun nantinya akan menjadi mayoritas di perusahaan tersebut. "Bakal lebih dari 51 persen," ujar dia.

Dalam prospektus, Karwell mengungkapkan alasan banting setir ke usaha logistik. Selama ini Indonesia dinilai belum memiliki sarana dan prasarana logistik pelabuhan yang baik. Peringkat pelabuhan Indonesia pun masih jauh di bawah negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia karena selama ini pelabuhan tidak dioperasikan secara efisien dan fasilitas yang dimiliki pelabuhan kurang memadai.

Mayoritas saham Karwell pun dibeli oleh ICTSI Far East Pte Ltd, anak usaha International Container Terminal Services Inc melalui ICTSI Ltd yang berdomisili di Manila, Filipina. ICTSI pun menguasai 469,72 juta atau setara 80 persen saham perusahaan dengan nilai pembelian sebesar Rp 234,86 miliar. Sementara sisa saham dikuasai publik sebesar 117,43 juta atau setara 20 persen.

Setelah berganti usaha, Karwell berencana melakukan sejumlah kegiatan usaha yang dapat memacu kinerja perseroan. Antara lain pembelian dan pengoperasian aktiva tetap berupa enam unit Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC). Selain itu, perseroan juga ingin mengambil alih PT PBM Olah Jasa Andal dengan kepemilikan saham 100 persen. "Ini merupakan perusahaan di bidang bongkar muat barang umum atau petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta," ujar Presiden Direktur Karwell, Lasmar L. Eduliantes.

Terkait dengan hal itu, manajemen sudah menandatangani perjanjian jual-beli bersyarat atas jual-beli 100 persen saham PT PBM Olah Jasa Andal pada 18 Mei lalu. Hanya, proses jual-beli baru dinyatakan efektif setelah dipenuhinya seluruh persyaratan yang berlaku.

SUTJI DECILYA

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

10 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

19 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

25 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

56 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya