TEMPO.CO, Sukabumi - Bahan bakar Bio-Diesel Kemiri Minyak terbukti lebih efisien dibanding solar. "Kami telah melakukan uji coba perjalanan ke Solo," kata Dibyo Pranowo, peneliti bioenergi Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian, kepada wartawan di Sukabumi, 28 Januari 2012.
Perjalanan dari Sukabumi ke Solo, menurut Dibyo, hanya menghabiskan 32 liter Bio-Diesel. Sedangkan dicoba dengan bahan bakar Solar bisa menghabiskan 80 liter.
Kemiri Minyak, atau yang lebih dikenal dengan Kemiri Sunan, telah diteliti dan dikembangkan Balittri bekerja sama dengan PT Bahtera Hijau Lestari (BHL) Indonesia. Dari penelitian ini telah ditemukan bibit unggul kemiri yang mengandung minyak 55 persen.
Hendru Widjaja, Direktur PT BHL, mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Balittri untuk meneliti dan mengembangkan bahan bakar nabati dari Kemiri Minyak sejak 2009. Perusahaannya sendiri telah memulai penelitian sejak 2006.
Hendru berharap Kemiri Minyak bisa menjadi bahan bakar alternatif. Selain lebih efisien, ia mengatakan tanaman ini bisa tumbuh di lahan-lahan kritis. Hendru menginformasikan pihaknya telah menyiapkan lahan 30 ribu hektare di Flores untuk memproduksi Kemiri Minyak.
GADI MAKITAN
Berita terkait
4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi
10 Juni 2023
Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaDKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar
21 Februari 2022
Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.
Baca SelengkapnyaMobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo
29 Januari 2022
Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.
Baca SelengkapnyaRDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan
3 Maret 2021
Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMaskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis
9 Februari 2021
Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.
Baca SelengkapnyaKementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren
10 Maret 2017
Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.
Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol
11 Februari 2017
Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.
Baca SelengkapnyaPT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol
9 September 2015
Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun
Baca SelengkapnyaPTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil
1 September 2015
PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.
Baca SelengkapnyaPertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak
15 Juli 2015
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak
Baca Selengkapnya