Indonesia Impor Sayur dan Buah  

Reporter

Editor

Rabu, 14 Desember 2011 13:58 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian mengakui masih membutuhkan impor hortikultura (buah dan sayur) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan buah dan sayur yang diimpor terutama untuk yang tidak bisa diproduksi dari dalam negeri.

“Karena kita memiliki keterbatasan agroklimat (iklim pertanian), sehingga banyak buah dan sayur yang hanya bisa diproduksi di negara-negara dengan empat musim,” kata Hasanuddin, Rabu 14 Desember 2011.

Untuk jenis sayuran, Indonesia banyak mengimpor bawang putih, bawang merah, kentang, dan wortel. Impor sayur didapat dari beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Impor bawang putih bisa mencapai 90 persen dari kebutuhan atau sekitar 400 ribu ton karena dalam negeri hanya mampu memproduksi sebesar 20 ribu ton. Impor bawang merah sebesar 70-100 ribu ton dan produksi dalam negeri sebesar 1 juta ton. Untuk kentang, Indonesia harus mengimpor sebanyak 50-60 ribu ton jenis Atlantis yang biasa digunakan industri karena produksi hanya mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga. “Produksi kentang kita 1 juta ton, semuanya (jenis) Granola,” kata dia.

Kebutuhan wortel juga harus dipenuhi dari impor sebanyak 20 ribu ton karena produksi hanya memenuhi 400 ribu ton dari kebutuhan sekitar 420-450 ribu ton per tahunnya. Hasanuddin mengklaim kebutuhan sayur dalam negeri yang dipenuhi dari impor seluruhnya hanya 7 persen dari total kebutuhan.

Sedangkan untuk buah-buahan impornya terdiri dari jeruk mandarin, apel, pir, dan anggur. Impor banyak didapat dari Cile, Meksiko, Cina, Australia, Malaysia, India, Pakistan, Amerika Serikat, dan Thailand. “Empat buah impor itu mewakili lebih dari 60 persen impor buah kita,” ujarnya.

Impor jeruk Indonesia rata-rata tiap tahunnya mencapai 220-250 ribu ton dengan nilai US$ 190 juta yang kebanyakan dipasok dari Cina. Impor buah apel, anggur, dan pir masing-masing impornya mencapai 100-150 ribu ton per tahun. Menurut Hasanuddin, keseluruhannya adalah buah subtropis di negara-negara pada garis lintang sekitar 23,5 derajat lintang utara dan 23,5 derajat lintang selatan yaitu negara-negara dengan empat musim.

“Satu-satunya buah yang bisa tumbuh di Indonesia tapi beda varietas adalah jeruk. Jeruk tropis kita digolongkan sebagai kelompok tangerin,” katanya.

Indonesia, kata Hasanuddin, masih unggul dengan buah semusimnya. Misalnya pepaya, jambu biji, nanas, salak, dan pisang. Dari buah musiman, Indonesia masih unggul dengan jenis-jenis durian, mangga, rambutan, dan manggis. Ini khususnya dihasilkan dari kawasan-kawasan sebelah utara khatulistiwa.

Dia mengklaim bahwa impor hortikultura tidak dilarang karena dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura disebutkan bahwa impor hortikultura dimungkinkan asal tidak mengganggu usaha petani kecil, tidak bisa diproduksi di dalam negeri karena alasan kesesuaian iklim. “Atau produksi dalam negeri tidak mencukupi,” ujar Hasanuddin.

ROSALINA



Berita terkait

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

4 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

6 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

9 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

11 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

15 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

18 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

21 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

21 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

31 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

43 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya