TEMPO Interaktif, Wina - Pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak di Wina, Austria, yang berakhir pada Rabu, 8 Juni 2011 kemarin, gagal mencapai kata sepakat. Meskipun ada tekanan, 12 negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tak akan menaikkan kapasitas produksi.
Anggota OPEC sebenarnya bisa saja meningkatkan kapasitas produksinya. Namun, pada kenyataanya hanya Arab Saudi yang berjanji untuk meningkatkan produksi secara siginifikan untuk menyuplai kebutuhan minyak dunia.
Berakhirnya pertemuan anggota OPEC kemarin tidak membuat pedagang panik walaupun harga minyak mentah dunia ditutup naik 2 persen menjadi US$ 100,74 per barel.
Sikap Iran yang tetap kukuh tidak akan menaikkan kapasitas produksinya memicu perseteruan dengan Arab Saudi. Karena tak ada kata sepakat, anggota OPEC akan menentukan sikapnya sendiri-sendiri, apakah memilih meningkatkan kapasitas produksi atau tidak.
"Kompetisi antara Iran dan Arab Saudi sudah berjalan lama, sekarang sedang dimainkan di OPEC," kata David Goldwyn, Koordinator Departemen Luar Negeri untuk urusan energi internasional Amerika Serikat.
Pada pertemuan tersebut, Arab Saudi, yang secara historis paling berpengaruh di kelompok negara OPEC, berpendapat untuk perubahan kuota produksi yang telah ditetapkan hampir tiga tahun lalu. Namun, enam negara-negara lain, dipimpin oleh Iran yang memegang kursi kepemimpinan OPEC saat ini, menolak untuk setuju.
"Itu adalah salah satu pertemuan terburuk yang pernah kita punya," kata Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi, kepada wartawan setelah pertemuan. Dia berjanji bahwa negaranya dan semua anggota Teluk Persia dengan kapasitas produksi cadangan, termasuk Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar, akan menjamin bahwa pasokan minyak dunia akan aman.
NEWYORKTIMES | ERWINDAR
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
3 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
9 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
10 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
11 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
11 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya