Indef Khawatir Industri Tidak Bertumbuh Lagi  

Reporter

Editor

Kamis, 19 Agustus 2010 19:06 WIB

Didik J. Rachbini. TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO Interaktif, Jakarta --Ketua Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Didik J. Rachbini mengatakan ada ancaman industri tidak akan bisa bertumbuh lagi karena tidak terlindungi sama sekali. "Pertumbuhan industri pada saat ini tergolong paling rendah dibanding sektor lain seperti jasa, transportasi, perhotelan, perbankan dan keuangan," katanya hari ini (19/8).

Didik menilai pertumbuhan sektor jasa dan konsumsi saat ini lebih dominan. Ini menandakan ada banyak masalah di sektor industri terutama terkait dengan persaingan global. Hal ini dipersulit dengan kenaikan tarif dasar listrik yang akan menurunkan kemampuan industri untuk berproduksi.

Sebagai buktinya sudah banyak industriawan yang terlempar menjadi pedagang karena merasa lebih efisien membeli dan menjual barang dari luar daripada menciptakan produk baru. Akibat dari melemahnya sektor industri adalah tenaga kerja tidak terserap karena tidak tercipta lapangan kerja. "Presiden janjinya pengangguran sampai 6,5 persen akhirnya tidak tercapai kan," katanya.

Jika pemerintah ingin mengembalikan pertumbuhan industri sampai belasan persen seperti beberapa waktu lalu sebelum krisis, maka perlu strategi yang sebaik-baiknya. Seperti memilih industri-industri yang cukup unggul di pasar. Misalnya sawit, kakao, bahkan motor untuk dikembangkan dan diperkuat lagi. Tekanan persaingan juga tidak bisa dibiarkan jika ingin industri kembali bertumbuh.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Investasi dan Perhubungan Chris Kanter mengatakan, industri memang mengalami tekanan cukup berat untuk tumbuh ketika menghadapi persaingan dari dalam dan kebijakan yang tidak kondusif seperti kenaikan tarif dasar listrik. "Berat dong buat industri," katanya. Efeknya adalah industri secara keseluruhan mengalami perlambatan meskipun tidak seluruh industri.

KARTIKA CANDRA

Berita terkait

Survei Indef: Formula E Beri Efek Berlipat pada Ekonomi Jakarta

24 Juni 2022

Survei Indef: Formula E Beri Efek Berlipat pada Ekonomi Jakarta

Indef menyebutkan kontribusi ajang balap mobil listrik Formula E bagi ekonomi Jakarta mencapai Rp2,63 triliun atau mendongkrak 0,08 persen PDRB riil.

Baca Selengkapnya

Indef Tidak Audit Keuangan Formula E, Hanya Melihat Implikasi Ekonomi

20 Juni 2022

Indef Tidak Audit Keuangan Formula E, Hanya Melihat Implikasi Ekonomi

Indef disebut menjadi pengaudit gelaran Formula E Jakarta. Tapi, Indef menyatakan bukan audit, hanya melihat implikasi ekonominya.

Baca Selengkapnya

Indef: Subsidi Energi Banyak Dinikmati Masyarakat Kalangan Atas

25 Mei 2022

Indef: Subsidi Energi Banyak Dinikmati Masyarakat Kalangan Atas

Indef mencontohkan penyaluran subsidi energi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang mayoritas dinikmati oleh industri dan perkebunan besar.

Baca Selengkapnya

Indef Ingatkan Pemerintah untuk Kontrol Penambahan Anggaran Subsidi Energi

25 Mei 2022

Indef Ingatkan Pemerintah untuk Kontrol Penambahan Anggaran Subsidi Energi

Indef mengingatkan pemerintah untuk segera membuat strategi agar anggaran subsidi dan kompensasi energi tidak terus melonjak.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

27 September 2021

Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Tembus 10,91 Persen di Triwulan II 2021, Artinya?

Pertumbuhan ekonomi di Jakarta ini disebut lebih tinggi dibandingkan nasional.

Baca Selengkapnya

Indef: Tahun Ini, Likuiditas Perbankan Masih Andalkan Deposito

7 Desember 2019

Indef: Tahun Ini, Likuiditas Perbankan Masih Andalkan Deposito

Instrumen deposito dinilai masih menjadi andalan perbankan untuk menjaga kebutuhan likuiditas hingga tahun ini

Baca Selengkapnya

Bantah Indef, Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

26 November 2019

Bantah Indef, Pemerintah Yakin Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

Pemerintah yakin Omnibus Law bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Indef: Rencana Jokowi Pangkas Eselon Rawan Gejolak

21 Oktober 2019

Indef: Rencana Jokowi Pangkas Eselon Rawan Gejolak

Jika Jokowi merealisasikan pemangkasan jabatan eselon, Indef menyarankan ada masa transisi agar tidak timbul gejolak.

Baca Selengkapnya

Indef Beberkan Lima Daya Tarik Vietnam bagi Investor Global

11 Oktober 2019

Indef Beberkan Lima Daya Tarik Vietnam bagi Investor Global

Peneliti senior Indef Enny Sri Hartati menjelaskan laporan World Bank terkait relokasi sejumlah pabrik China ke sejumlah negara, kecuali Indonesia

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Cadangan Devisa RI Anjlok Akibat Perang Dagang

8 Oktober 2019

Indef Sebut Cadangan Devisa RI Anjlok Akibat Perang Dagang

Cadangan devisa pada akhir September anjlok dibandingkan Agustus lalu.

Baca Selengkapnya