BPPN Somasi Balik Garuda Panca Artha

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 16:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menyatakan bahwa somasi yang dilakukan oleh PT Garuda Panca Artha (GPA) pada lembaganya dan para pimpinannya tidak memiliki dasar hukum dan mengarah pada pelecehan martabat pejabat pemerintah. Bahkan, dikatakan bahwa tindakan GPA melalui kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea, sebagai tindakan fitnah dan pencemaran nama baik. Untuk itu mereka melancarkan somasi balik kepada GPA dan penasehat hukumnya untuk bisa membuktikan semua tuduhannya, menghentikan penyebaran informasi yang dianggap menyesatkan kepada publik, dan meminta maaf pada BPPN dan pribadi yang mereka somasi melalui media massa. "Kami beri waktu tiga kali 24 jam dari tanggal surat ini. Kalau tidak, kami akan mengambil tindakan hukum yang diperlukan," kata Deputi Ketua BPPN bidang Aset Manajemen dan Investasi, Taufik M. Maroef, kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/2) petang. Maroef menyatakan itu bersama Direktur Hukum BPPN Robertus Bilitea, Kepala Divisi Komunikasi Raymond Van Beekum, dan didampingi kuasa hukum BPPN Thomas Timbul Ganie dari kantor hukum Lubis Ganie Surowidjojo. Somasi balik itu dilakukan sebagai jawaban atas somasi yang dilancarkan oleh GPA melalui Hotman Paris yang dimuat di berbagai surat kabar nasional. Somasi berkaitan dengan transaksi penjualan aset pabrik gula dan perkebunan tebu milik Salim Grup yang dilimpahkan ke PT Holdiko Perkasa kepada GPA (transaksi Sugar Group). Tetapi ada perbedaan anggapan antara BPPN yang menguasai aset Salim itu dengan GPA sebagai pemenang tender penjualan. Hal itu terkait dengan tanah eks register 47 seluas 52,4 ribu hektar di Lampung yang merupakan perkebunan tebu milik PT Indolampung Cahayamakmur dan PT Indolampung Buanamakmur. GPA menganggap semua lahan itu termasuk aset yang mereka beli dari Holdiko. Sementara BPPN menyatakan bahwa lahan tebu itu tidak termasuk dalam aset Sugar Group yang ikut divaluasi dan menjadi dasar penawaran awal kepada GPA. Sebab, kata Taufik Maroef, dalam perjanjian Master of Settlement Asset Agreement (MSAA) antara BPPN dan Salim Grup pada 1998, tanah itu memang tidak ikut diserahkan pada Holdiko. "Apakah nilai 2,1 triliun rupiah itu jumlah yang wajar atau tidak, itu adalah hasil valuasi berdasarkan perjanjian tahun itu," kata Maroef. Sementara itu, Robertus Bilitea mengatakan, meskipun aset itu tidak termasuk yang dijual, tetapi BPPN telah melakukan usaha terbaik agar lahan itu bisa ikut dimiliki oleh GPA. Ia menyebutkan usaha lembaganya itu dengan menunjukkan adanya beberapa surat yang dikirimkan BPPN kepada berbagai pihak di Lampung dan rangkaian pertemuan lainnya. "Tetapi BPPN bukan BPN (Badan Pertanahan Nasioanal -red) yang bisa menerbitkan sertifikat pemilikan tanah," kilahnya. Meskipun demikian ia mengakui bahwa penguasaan lahan perkebunan merupakan bagian integral dari bisnis gula. "Lahan itu adalah hak GPA. Tapi bukan aset yang ikut dijual berdasarkan transaksi yang disepakati," Bilitea menekankan pernyataannya ini berulang-ulang. Saat ditanya mengenai adanya surat BPPN yang ditandatangani Dasa Sutantio sebagai deputi ketua bidang manajemen aset dan investasi yang menyatakan bahwa lahan itu sebagai bagian dari Sugar Grup, Taufik Maroef maupun Bilitea mengatakan hal itu tidak serta-merta menyatakan bahwa tanah eks register itu sebagai aset yang dijual. "Bagaimana kami bisa menjual aset yang tidak dimiliki Holdiko," bantahnya. Dan apakah itu bukan berarti Salim telah melakukan misrepresentasi dengan tidak menyerahkan seluruh asetnya, Maroef menyatakan tidak. "Aset Salim lebih banyak dari yang diserahkan. Tapi waktu itu sudah dianggap cukup," katanya. Y. Tomi Aryanto --- Tempo News Room

Berita terkait

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

7 menit lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Mengenal All-4-One, Grup Vokal Amerika yang akan Tampil di Jakarta

9 menit lalu

Mengenal All-4-One, Grup Vokal Amerika yang akan Tampil di Jakarta

All-4-One merupakan grup vokal legendaris yang terkenal akan lagu-lagu romantisnya.

Baca Selengkapnya

Peledakan Tambang Emas Bikin Panik Wisatawan di Banyuwangi, Ini Tanggapan PT BSI

11 menit lalu

Peledakan Tambang Emas Bikin Panik Wisatawan di Banyuwangi, Ini Tanggapan PT BSI

Aktivitas peledakan tambang emas itu sempat membuat wisatawan Pantai Pulau Merah berhamburan karena mengira ada gempa.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

11 menit lalu

Pemprov Kaltim Sigap Respon Bencana Banjir Mahulu

Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jaring Tiga Tokoh Perempuan untuk Pilkada Semarang 2024, Begini Mekanismenya

12 menit lalu

Gerindra Jaring Tiga Tokoh Perempuan untuk Pilkada Semarang 2024, Begini Mekanismenya

Partai Gerindra akan berkomunikasi dengan semua parpol untuk Pilkada Semarang 2024.

Baca Selengkapnya

BEM Unri Ungkap Hampir 50 Calon Mahasiswa Gagal Kuliah karena UKT Mahal

16 menit lalu

BEM Unri Ungkap Hampir 50 Calon Mahasiswa Gagal Kuliah karena UKT Mahal

Presiden Mahasiswa Unri mengatakan sejauh ini ada hampir 50 calon mahasiswa Unri yang tidak melanjutkan kuliah karena tidak sanggup membayar UKT.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

16 menit lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Cara Beli Tiket Timnas Indonesia vs Irak, Harga Termurah Rp 250.000

26 menit lalu

Cara Beli Tiket Timnas Indonesia vs Irak, Harga Termurah Rp 250.000

Simak cara beli tiket Timnas Indonesia vs Irak Juni 2024 beserta harganya.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

27 menit lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

30 menit lalu

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.

Baca Selengkapnya