Sri Mulyani Sebut Middle Income Trap atau Perangkap Negara Berpendapatan Menengah, Apa Itu?

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 24 September 2024 19:01 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap memberikan pemaparan pada konferensi pers APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta, Senin 23 September 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan APBN pada Agustus 2024 defisit Rp153,7 triliun atau 0,68 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) namun defisit tersebut masih sesuai dengan Rancangan Undang-Undang APBN 2024 yakni 2,29 persen dari PDB. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan peningkatan produktivitas menjadi cara yang ditempuh Indonesia dalam upaya keluar dari perangkap negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Menurutnya, ini merupakan upaya berkelanjutan yang telah dimulai sejak era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto hingga era Reformasi.

“Kata kuncinya adalah selalu produktivitas. Bagaimana investasi dan faktor produksi dalam negeri dapat menciptakan output yang lebih produktif dan lebih berkualitas,” kata Sri Mulyani dalam Seminar ASEAN Global Development and the Middle Income Trap and Growth Academy ASEAN, Selasa, 24 Septe,mber 2024.

Menkeu menekankan dengan bonus demografi berupa populasi yang besar dan relatif muda, Indonesia berpotensi memaksimalkan produktivitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Kedua aspek ini merupakan pilar utama untuk meningkatkan nilai tambah seluruh faktor produksi.

Di antara upaya yang dilakukan adalah menyediakan beasiswa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) serta meningkatkan penyediaan layanan dan alat-alat kesehatan.

Advertising
Advertising

Selain peningkatan kualitas sumber daya manusia, hal lain yang menjadi fokus pemerintah adalah pembangunan infrastruktur berkualitas.

“Indonesia sudah berinvestasi. Selama masa jabatan Presiden Jokowi, salah satu prioritas nasional yang sangat penting adalah membangun infrastruktur, seperti energi, rel kereta api, jalan raya, bandara, pelabuhan, pelabuhan laut, telekomunikasi, dan yang sangat penting teknologi digital,” katanya.

Apa Itu Middle Income Trap

Istilah ini diperkenalkan oleh Bank Dunia pada 2007 untuk mendefinisikan negara berpendapatan menengah dengan produk nasional bruto per kapita yang tetap berada di antara $1.000 hingga $12.000 dan gagal meningkatkannya.

Dalam ekonomi pembangunan, perangkap pendapatan menengah adalah situasi di mana suatu negara telah berkembang hingga PDB per kapita mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi negara tersebut tidak berkembang lebih jauh dan tidak mencapai status negara berpendapatan tinggi.

Menurut konsep tersebut, negara yang terjebak dalam perangkap pendapatan menengah telah kehilangan daya saingnya dalam ekspor barang-barang manufaktur karena upah yang meningkat, tetapi tidak mampu bersaing dengan negara-negara yang lebih maju di pasar bernilai tambah tinggi.

Akibatnya, negara-negara yang baru masuk industrialisasi seperti Afrika Selatan dan Brasil tidak pernah meninggalkan apa yang didefinisikan oleh Bank Dunia sebagai 'rentang pendapatan menengah' selama beberapa dekade karena produk nasional bruto per kapita mereka tetap berada di antara $1.000 hingga $12.000 dengan harga konstan.

Mereka menderita investasi yang rendah, pertumbuhan lambat di sektor sekunder ekonomi, diversifikasi industri yang terbatas, dan kondisi pasar tenaga kerja yang buruk, serta populasi yang semakin menua.

Menurut The Economist berdasarkan data dari Bank Dunia, dari tahun 1960 hingga 2022, hanya 23 negara yang dikatakan telah lolos dari perangkap pendapatan menengah, terutama Empat Macan Asia yaitu Hong Kong, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan, Seychelles di Afrika, Polandia di Eropa Tengah, serta Arab Saudi di Timur Tengah. Diversifikasi ekspor juga dianggap penting untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah.

Studi lain menyebut Cina, Portugal, Yunani, Puerto Rico dan Israel telah berhasil melewati jebakan negara berpenghasilan menengah ini.

Bank Dunia dalam laporan bertajuk "The World Development Report 2024: The Middle Income Trap" disebutkan bahwa 130 negara terjebak sebagai negara berpenghasilan kelas menengah. Indonesia dengan pendapaan perkapita 4.580 dolar AS pada 2023, perlu 70 tahun untuk bisa mencapai pendapatan per kapita setara negara maju.

Itu pun hanya seperempat dari
pendapatan per kapita AS yang saat ini berada di kisaran 80.300 dolar AS.

Namun Menkeu Sri Mulyani optimistis, asalkan dalam perjalanan menjadi negara berpendapatan tinggi, Indonesia terus belajar bagaimana meningkatkan unsur pembangunan.

“Sehingga kita akan mampu meningkatkan lebih banyak lagi kinerja pertumbuhan, kualitas, penciptaan lapangan kerja, baik dalam hal kualitas, inklusivitas, dan kemampuan kita untuk menjaga bumi dengan proses pembangunan yang lebih hijau dan rendah karbon,” ujarnya.

ANTARA | WORLD BANK

Berita terkait

Per Agustus 2024, Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 347 Triliun

17 jam lalu

Per Agustus 2024, Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 347 Triliun

Pemerintah telah menarik utang baru Rp 347 triliun hingga Agustus 2024. Pembiayaan utang tahun ini ditargetkan Rp 648,1 tirliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Atas 5 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di Atas 5 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 tetap stabil di atas 5 persen, tepatnya 5,06 persen (yoy).

Baca Selengkapnya

Defisit APBN Capai Rp 153,7 Triliun per Agustus 2024

1 hari lalu

Defisit APBN Capai Rp 153,7 Triliun per Agustus 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa defisit APBN hingga Agustus 2024 mencapai Rp 153,7 triliun atau sebesar 0,68 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya

Kelakar Airlangga Hartarto soal Keberhasilan Pemerintah Buat Singkatan: Kita Tidak Hafal Programnya

1 hari lalu

Kelakar Airlangga Hartarto soal Keberhasilan Pemerintah Buat Singkatan: Kita Tidak Hafal Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyinggung Menteri Keuangan Sri Mulyani yang salah menyebut singkatan dari Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD). Sri Mulyani sebelumnya menyebut tim ini dengan singkatan PP2DD.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Laporkan Pendapatan Negara Capai Rp1.777 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani Laporkan Pendapatan Negara Capai Rp1.777 Triliun

Belanjaan negara yang naik menurut Sri Mulyani harus dilihat kualitasnya bukan hanya dari sisi pertumbuhannya

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Cepat Usai BI Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Awalnya Depresiasi 5 Persen

1 hari lalu

Rupiah Menguat Cepat Usai BI Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Awalnya Depresiasi 5 Persen

Setelah pengumuman pemangkasan suku bunga acuan bank Indonesia, Sri Mulyani mencatat rupiah menguat dengan cepat dibanding bulan sebelumnya

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Kementerian Keuangan Akan Gelar Lomba Baca dan Analisa APBN dan APBD

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Kementerian Keuangan Akan Gelar Lomba Baca dan Analisa APBN dan APBD

Sri Mulyani mengatakan kementeriannya saat ini juga sedang menyusun konsolidasi keuangan bagi pemerintah daerah secara nasional.

Baca Selengkapnya

Parade Pamit Menteri-Menteri Jokowi: Air Mata Sri Mulyani, Retno Marsudi, Terakhir Menhub Budi Karya Sumadi

2 hari lalu

Parade Pamit Menteri-Menteri Jokowi: Air Mata Sri Mulyani, Retno Marsudi, Terakhir Menhub Budi Karya Sumadi

Di pengujung pemerintahan, sejumlah menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Maju mulai menyampaikan salam perpisahan pada akhir masa jabatannya.

Baca Selengkapnya

Eks Penyelidik KPK Lihat Pola Peretasan Bjorka Muncul Setiap Ada Isu Besar Politik

2 hari lalu

Eks Penyelidik KPK Lihat Pola Peretasan Bjorka Muncul Setiap Ada Isu Besar Politik

Tak kurang 6 juta data NPWP kena peretasan dan dijual di dark web. Eks penyelidik KPK meilhat pola kemunculan hacker Bjorka seiring isu besar politik.

Baca Selengkapnya

6 Juta Data NPWP Bobol Termasuk Data Pajak Jokowi, Begini Tanggapan Pegiat Keamanan Siber Ciberity

2 hari lalu

6 Juta Data NPWP Bobol Termasuk Data Pajak Jokowi, Begini Tanggapan Pegiat Keamanan Siber Ciberity

Tak kurang dari 6 juta data NPWP jebol diretas dan dijual di dark web seharga Rp 150 juta. Data itu termasuk milik JOkowi, Gibran, dan 23 pejabat lain

Baca Selengkapnya