Momen Faisal Basri Kritik Proyek Kereta Cepat, Sebut Baru Balik Modal 139 Tahun

Kamis, 5 September 2024 20:26 WIB

Kereta berkecepatan tinggi Whoosh yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. (ANTARA/Fitra Ashari)

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dan politik Faisal Basri wafat di usia 65 tahun pada Kamis, 5 September 2024. Faisal Basri mangkat pada pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut adik Faisal Basri, Ramdan Malik, sang kakak diduga meninggal karena serangan jantung.

“Ada kemungkinan jantung,” kata Ramdan Malik, saat ditemui di rumah duka di kawasan Gudang Peluru, Jakarta Selatan, Kamis hari ini, 5 September 2024.

Semasa hidupnya, Faisal Basri dikenal sebagai pengamat yang kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah sejak era Orde Baru hingga kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Dia bahkan tak jarang melontarkan kritik tajamnya ke pemerintah apabila ada kebijakan yang tak sesuai.

Salah satu kebijakan pemerintah yang disoroti pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) itu adalah proyek kereta cepat yang dinilainya baru akan balik modal setelah 139 tahun.

Prediksi Faisal Basri Soal Kereta Cepat

Advertising
Advertising

Faisal Basri pernah menyampaikan hitung-hitungannya terkait balik modal kereta cepat Whoosh yang baru akan tercapai dalam waktu 139 tahun. Alumnus Universitas Indonesia (UI) itu sebelumnya menjelaskan beberapa komponen yang dimasukkan dalam rumus menghitung balik modal sepur kilat tersebut. Mulai dari asumsi penumpang terisi 100 persen, jumlah perjalanan sehari, hingga tarif.

Menurut Faisal, jika kereta tersebut terisi 100 persen, dalam satu rangkaian ada 601 orang penumpang yang naik pada waktu operasi dari pukul 05.00-22.00 WIB. Artinya ada 36 kali perjalanan.

“Katanya bisa 10 menit sekali, tapi ya penumpangnya nggak ada,” ujar Faisal Basri dalam diskusi bertajuk ‘Beban Utang Kereta Cepat di APBN’ di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan pada Selasa, 17 Oktober 2023.

Kemudian komponen lainnya, tarif sekali jalan Rp 300 ribu dan kereta beroperasi setiap hari sepanjang tahun yakni 365 hari. Lalu ada komponen nilai investasi setelah pembengkakan biaya menjadi US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114,4 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per dolar AS.

Dalam perhitungan tersebut, Faisal Basri belum memasukkan komponen time value of money, ongkos operasional, bunga pinjaman, dan pendapatan non operasional seperti kios-kios. “Pendapatan dari penumpang setiap tahunnya Rp 2,369 triliun,” ucap Faisal Basri.

Angka tersebut berasal dari 601 orang dikali dengan jumlah perjalanan 36 dikali 365 hari dan dikali dengan tarif Rp 300 ribu. “Nah butuh waktu 48,3 tahun untuk mengembalikan nilai investasinya, tanpa ongkos operasi, tanpa macam-macam, lah,” kata dia.

Faisal Basri juga berhitung dengan menggunakan asumsi lain. Misalnya, jika tempat duduk yang terisi 75 persen, maka proyek itu baru akan balik modal 64 tahun. Bila dalam sehari hanya ada 30 perjalanan, maka balik modal bisa sampai 77,3 tahun. Selain itu, jika tarifnya diturunkan menjadi Rp 250 ribu karena tidak laku, maka pengembalian modal bisa 92,7 tahun.

Belum lagi jika menggunakan kurs Rp 14.500 per dolar AS, dalam hitungan Faisal Basri, balik modal butuh waktu 94 tahun. Sebagai gambaran, saat ini kurs Rp 15.416 per dolar AS.

“Jika diganti dengan kurs sekarang, bisa butuh 100 tahun kayaknya (untuk balik modal). Serta jika nilai investasi naik menjadi US$ 8,5 milar, butuh waktu 98,5 tahun. Nah ini yang saya sebut sampai kiamat itu (waktu yang dibutuhkan kereta cepat untuk balik modal),” kata Faisal Basri.

Perhitungan lainnya, Faisal Basri membeberkan, dengan simulasi sederhana tanpa ongkos operasi yakni nilai investasi Rp 114,7 triliun. Jika 601 tempat duduk terisi penuh 100 persen, dengan 39 perjalanan, dan tarif Ro 400 ribu, maka balik modal bisa tercapai dalam 33 tahun.

Sementara, jika tempat duduk terisi hanya 80 persen, dengan 30 perjalanan perjalanan, dan tarif tiket Rp 350 ribu, maka balik modal tercapai 62 tahun. Selain itu, bila tempat duduk terisi hanya 60 persen, dengan 35 perjalanan, dan tarif Rp 300 ribu, balik modal bisa tercapai dalam 83 tahun.

“Dan jika tempat duduk terisi hanya 50 persen, dengan 30 perjalanan, tarif Rp 250 ribu, balik modalnya bisa sampai 139 tahun. Gampang kok ngitungnya,” tutur Faisal Basri.

Adil Al Hasan, Akhmad Riyadh, Defara Dhanya Paramitha, Moh. Khory Alfarizi, berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Jokowi Akui Proyek LRT, MRT, dan Kereta Cepat Merugi, Berikut Rincian Anggarannya

Berita terkait

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

46 menit lalu

Gempa Bandung: Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana, Whoosh Kembali Beroperasi

Pemerintah Kabupaten Bandung dan Garut menetapkan status tanggap darurat bencana akibat gempa M 5.0, Rabu, sementara Whoosh bisa beroperasi lagi.

Baca Selengkapnya

Gempa Bandung: 82 Cedera, 800 Bangunan Rusak 14 Jadwal Kereta Whoosh Dibatalkan

14 jam lalu

Gempa Bandung: 82 Cedera, 800 Bangunan Rusak 14 Jadwal Kereta Whoosh Dibatalkan

Gempa Bandung berkekuatan M 5.0 menyebabkan 82 orang luka-luka, 700 bangunan rusak, 14 jadwal Whoosh dibatalkan, dan ganggu 11 perjalanan kereta

Baca Selengkapnya

Penumpang Whoosh dari Bandung Meningkat saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

2 hari lalu

Penumpang Whoosh dari Bandung Meningkat saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

Ada peningkatan penumpang Whoosh yang kembali ke Jakarta dari Bandung pada Senin, 16 September 2024

Baca Selengkapnya

Penumpang Whoosh dari Bandung Alami Peningkatan saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

2 hari lalu

Penumpang Whoosh dari Bandung Alami Peningkatan saat Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa mengatakan ada peningkatan penumpang Whoosh yang kembali ke Jakarta dari arah Bandung pada hari ini

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

2 hari lalu

Rektor Paramadina Kritik Kebijakan Ekonomi Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Ngawur

Rektor Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini kritik kebijakan ekonomi Presiden Jokowi. Pembangunan infrastruktur dinilai ngawur.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terjerat Utang Luar Negeri, Rektor Paramadina: Akibat Kebijakan Jokowi, sudah Diperingatkan Faisal Basri

2 hari lalu

Indonesia Terjerat Utang Luar Negeri, Rektor Paramadina: Akibat Kebijakan Jokowi, sudah Diperingatkan Faisal Basri

Rektor Universitas Paramadina menyampaikan masalah utang luar negeri akibat kebijakan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

85 Ribu Tiket Whoosh Terjual Menjelang Libur Panjang Maulid Nabi

3 hari lalu

85 Ribu Tiket Whoosh Terjual Menjelang Libur Panjang Maulid Nabi

PT KCIC mencatat penjualan hingga 85 ribu tiket kereta cepat Whoosh selama periode libur panjang menjelang Maulid Nabi.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang Whoosh Naik 25 Persen

4 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Penumpang Whoosh Naik 25 Persen

Penumpang kereta cepat Whoosh meningkat 25 persen pada libur panjang akhir pekan dan Maulid Nabi.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang Maulid Nabi, Whoosh Berhasil Jual 70 Ribu Tiket

5 hari lalu

Libur Panjang Maulid Nabi, Whoosh Berhasil Jual 70 Ribu Tiket

Pada libur panjang akhir pekan menjelang Maulid Nabi Muhammad, 70 ribu tiket Whoosh telah ludes terjual.

Baca Selengkapnya

Berita Sepekan: Paus Fransiskus ke Indonesia, Faisal Basri Meninggal, dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Etik

9 hari lalu

Berita Sepekan: Paus Fransiskus ke Indonesia, Faisal Basri Meninggal, dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Etik

Kedatangan Paus Fransiskus, Faisal Basri wafat dan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti langgar etik mendominasi berita pekan pertama September 2024

Baca Selengkapnya