AEER Protes Industri Nikel di Halmahera Tengah: Merusak Lingkungan, Pemicu Banjir

Reporter

Nandito Putra

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 29 Agustus 2024 06:30 WIB

Sejumlah anak bermain menggunakan pelampung dari ban bekas saat banjir di Desa Lukulamo, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin, 22 Juli 2024. Banjir yang terjadi sejak Minggu (21/7) akibat hujan deras itu menyebabkan Sungai Kobe meluap sehingga sebanyak empat desa terendam yaitu Desa Lukulamo, Lelilef Woebulan, Woekob dan Desa Woejerana. ANTARAFOTO/Andri Saputra

TEMPO.CO, Jakarta - Gempuran konsesi tambang nikel di Halmahera Tengah sudah melewati batas daya dukung lingkungan di daerah itu. Perkumpulan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) memprediksi akan ada 16 ribu hektar wilayah yang akan terdampak banjir jika produksi nikel tidak dikurangi.

Semua wilayah konsesi nikel, kata Koordinator AEER Pius Ginting, juga mencakup wilayah daerah aliran sungai (DAS) yang jumlahnya mencapai 299 DAS. "Saat ini yang dieksploitasi dari total wilayah konsesi belum mencapai 50 persen, tapi dampak kerusakan lingkungannya sudah separah ini," kata Pius.

Pius mengatakan 90 persen konsesi tambang nikel merupakan wilayah DAS. Berdasarkan data Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM, Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikuasai perusahaan nikel mencapai 95.736,56 hektar atau sekitar 42 persen dari luas Halmahera Tengah. Adapun luas bukaan lahan untuk tambang mencapai 21.098,24 hektar.

Pius menambahkan, dari total luas konsesi itu, terdapat 82.399 hektar DAS yang mendesak untuk dipulihkan. Kerusakan DAS tersebut tidak hanya berpotensi memicu banjir bandang, tapi juga mengancam sumber air bagi ribuan warga Halmahera Tengah.

Menurut pegiat lingkungan dari komunitas Fakawele yang berbasis di Halmahera Tengah, kerusakan lingkungan dan tercemarnya sungai tidak sebanding dengan nilai investasi di pertambangan nikel. Supriyadi menilai kehadiran industri nikel di kampung halamannya lebih banyak mendatangkan bencana daripada keuntungan dari segi ekonomi.

Advertising
Advertising

"Memang ada perputaran ekonomi karena ada pabrik, tetapi itu hanya dimanfaatkan oleh mereka yang bekerja di perusahaan. Sedangkan penduduk lokal yang tidak bekerja di tambang merasakan dampaknya," kata Supriyadi kepada Tempo usai diskusi di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.

Supriyadi mengakui sulit menghentikan aktivitas tambang nikel yang sudah menggurita di Halmahera Tengah. Namun, Supriyadi menekankan perlunya aktivitas penambangan yang terukur dan memenuhi standar lingkungan yang ketat "Peran pemerintah dalam pengawasan dan memberi sanksi kepada perusahaan tidak berjalan di sana," ujarnya.

Dia mengatakan yang terjadi di lapangan justru banyak perusahaan yang abai terhadap dampak lingkungan. Selain melakukan deforestasi yang memicu banjir, aktivitas industri nikel juga mencemari laut. "Apakah benar nikel merupakan sumber energi ramah lingkungan sedangkan cara memperolehnya justru malah merusak alam, mencemari air, mencemari udara," ujarnya.

Kehadiran industri nikel tidak hanya berdampak pada kerusakan lingkungan, tapi juga pada kaum perempuan. Cerita perjuangan perempuan berhadap-hadapan dengan pertambangan nikel disampaikan oleh Rifly, 24 tahun, yang juga datang dari Halmahera Tengah.

Rifly, 24 tahun, pegiat lingkungan yang mewakili kaum perempuan Halmahera Tengah, mengatakan tambang nikel membikin aktivitas ekonomi dan kegiatan domestik terganggu. Perempuan, yang dulunya sangat bergantung pada sungai untuk sumber air, kini mesti kesulitan untuk mengakses air bersih.

"Untuk minum dan memasak harus beli air," kata Rifly dalam diskusi yang diselenggarakan AEER di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.

Tercemarnya laut akibat aktivitas industri nikel membuat wilayah tangkap nelayan semakin jauh ke tengah.

"Dulu kami hidup dari hasil nelayan, dari pala, cengkeh. Tapi setelah pabrik nikel masuk, semuanya menjadi sulit," ujar Rifly.

"Sungai kini tercemar, air mesti beli, udara kotor dan investasi terus yang diusung kemana-mana," ia melanjutkan.

Pilihan Editor: Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

Berita terkait

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

3 jam lalu

Jumlah Korban Tewas Akibat Banjir di Eropa Bertambah

Air mulai naik di sejumlah titik area baru, bahkan di Republik Cek ada korban tewas. Ini adalah musibah banjir terburuk di Eropa dalam 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

16 jam lalu

Banjir di Eropa Tengah Meluas, Polandia hingga Rumania Tergenang

Eropa tengah dilanda banjir yang meluas dari Polandia hingga ke Rumania.

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

1 hari lalu

Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut, Pengamat: Mengingkari Janji Pelestarian Laut

Pembukaan ekspor pasir laut yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi dianggap sebagai pengingkaran janji Jokowi untuk melestarikan laut.

Baca Selengkapnya

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

1 hari lalu

Eropa Tengah Dilanda Bencana Banjir, Berikut Fakta-faktanya

Eropa Tengah menghadapi bencana banjir, antara lain di Polandia, Austria, Ceko. Banyak korban berjatuhan dalam bencana alam ini.

Baca Selengkapnya

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

1 hari lalu

Warga Polandia Bangun Tembok Karung Pasir untuk Menghalau Banjir

Relawan di Kota Nysa, Polandia, pada Selasa, 17 September 2024, bergotong-royong memperkuat tembok buatan untuk menghalau banjir

Baca Selengkapnya

Hasil Regulasi Baru, KLHK Bisa Bentuk Tim Penilai untuk Kasus Hukum Aktivis Lingkungan

1 hari lalu

Hasil Regulasi Baru, KLHK Bisa Bentuk Tim Penilai untuk Kasus Hukum Aktivis Lingkungan

Peraturan Menteri LHK Nomor 10 Tahun 2024 menebalkan partisipasi publik dalam upaya perlindungan hukum aktivis lingkungan.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

1 hari lalu

Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.

Baca Selengkapnya

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

1 hari lalu

Warga di Republik Cek dan Polandia yang Terdampak Banjir Dievakuasi

Warga di beberapa area di Polandia dan Republik Cek pada Senin, 16 September 2024, bergegas mengevakuasikan diri dari bahaya banjir

Baca Selengkapnya

PUBG Mobile Ramaikan Kampanye Lingkungan 'Play for Green', Pemain Dapat Map Unik

2 hari lalu

PUBG Mobile Ramaikan Kampanye Lingkungan 'Play for Green', Pemain Dapat Map Unik

Game kondang, PUBG Mobile, menjadi salah satu cara untuk memperkuat kampanye lingkungan hidup. Fitur map PUBG disesuaikan dengan agenda hijau.

Baca Selengkapnya

PM Polandia akan Umumkan Status Bencana Alam Seiring Peningkatan Banjir

2 hari lalu

PM Polandia akan Umumkan Status Bencana Alam Seiring Peningkatan Banjir

Polandia berencana menetapkan status bencana alam akibat banjir yang terus berlanjut di provinsi-provinsi barat daya.

Baca Selengkapnya