AC Ventures Rilis Laporan Dampak AI dan GenAI di Sektor Jasa Keuangan
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Grace gandhi
Kamis, 15 Agustus 2024 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan modal ventura AC Ventures merilis riset berjudul Harnessing the Power of (Gen) AI in Indonesian Financial Services. Laporan ini hasil kerja sama antara AC Ventures dengan Boston Consulting Group (BCG), dan unit desain serta teknologi BCG X, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Dalam laporan ini 41 pemimpin bisnis institusi keuangan dan lima startup fintech mengatakan pentingnya adopsi dan dampak AI serta GenAI di sektor jasa keuangan di Indonesia.
Pendiri AC Venture Pandu Sjahrir mengatakan riset ini merupakan rekomendasi untuk pemerintah dan pemangku kebijakan yang akan membangun kedaulatan digital untuk memperbaiki regulasi sekaligus percepatan investasi dalam infrastruktur lokal sekaligus pengembagan GenAI.
“Ini akan menjadi rekomendasi Kadin untuk pemerintah terpilih (Prabowo Subianto) mengingat pentingnya AI kepada masyarakat secara luas. Ini inisiatif Kadin dari bidang digital keuangan untuk menjadi rekomendasi pertama,” kata Pandu, yang juga Kepala Ekonomi dan Financial Technologi Kadin, di kantor pusat AC Ventures, Jakarta Selatan, pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Pandu mengatakan isu AI dan GenAI penting dimunculkan ketika pemerintah sedang menggagas peningkatan infrastruktur energi Indonesia yang terbarukan dengan pembiayaan berkelanjutan. Dia menyebut AI dan GenAI memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi dengan mentransformasikan seluruh sektor bisnis.
“Mentransformasikan tidak hanya sektor swasta, tetapi juga perusahaan milik negara dan lembaga pemerintah. Implementasi yang efektif memerlukan pusat data yang berkelanjutan yang didukung oleh energi terbarukan, undang-undang privasi yang ketat, dan kemitraan publik-swasta yang kuat,” kata dia.
Selain itu, Pandu mengatakan usaha ini juga mesti diikuti dengan penekanan atas pentingnya keamanan siber untuk melindungi aset data nasional. Senyampang itu, laporan ini juga menjadi bahan masukan untuk White Paper Arah Pembangunan dan Kebijakan Bidang Ekonomi 2024-2029 yang tengah disusun oleh Kadin Indonesia.
Selanjutnya: Laporan Harnessing the Power of (Gen) AI in Indonesian Financial Services....
<!--more-->
Laporan Harnessing the Power of (Gen) AI in Indonesian Financial Services menemukan kerangka kerja strategis multilateral "Deploy, Reshape, Invent," yang membimbing institusi keuangan Indonesia tentang cara mengintegrasikan GenAI secara efektif untuk memaksimalkan manfaatnya. Di antara tiga pilar ini, 51 persen responden mengatakan lebih memprioritaskan deploying dan inventing dibandingkan dengan reshaping proses internal. Mereka disebut fokus pada penerapan GenAI untuk tugas sehari-hari, dan 27 persen responden melihat peluang besar dalam menciptakan produk dan layanan baru yang didukung oleh GenAI.
Secara global, studi terpisah dari BCG menemukan bahwa 85 persen institusi keuangan menganggap GenAI sebagai teknologi yang sangat mengganggu, tapi hanya 18 persen yang memiliki strategi yang jelas untuk penerapan internal. Tanggapan yang direkam dalam laporan ini yaitu, pemimpin bisnis institusi keuangan dan startup fintech di Indonesia mencerminkan sentimen ini secara lokal. Kesenjangan ini menyoroti peluang penting bagi sektor layanan keuangan Indonesia untuk memposisikan dirinya di garis depan inovasi GenAI.
Di Indonesia, 61 persen institusi keuangan merasa yakin dengan infrastruktur teknologi mereka yang diperlukan untuk mengintegrasikan GenAI, terutama dalam konteks data dan sistem teknologi yang kokoh. Hampir setengah dari pemimpin sektor lokal mengklaim sudah memanfaatkan GenAI untuk meningkatkan layanan pelanggan, dengan sepertiga di antaranya melaporkan manfaat yang terlihat.
Selain itu, 44 persen pemimpin lokal mengakui potensi GenAI dalam merevolusi penilaian risiko di microlending melalui sumber data dan model analitik yang lebih inovatif. Selain layanan pelanggan dan microlending, empat area lain GenAI dianggap bermanfaat di industri ini yang meliputi produktivitas, pinjaman cepat, manajemen penipuan, dan personalisasi yang sangat tepat.
Dalam laporan ini juga dijelaskan seiring dengan meluasnya penggunaan GenAI, bank-bank besar dan institusi keuangan Indonesia sedang mengembangkan inisiatif terkait dari tahap pilot menjadi proyek yang dapat diskalakan. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas akses dan inklusi keuangan, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang ketat di Indonesia.
Meskipun antusiasme terhadap kemampuan GenAI tinggi, banyak institusi keuangan Indonesia masih berada di tahap awal penerapan. Laporan tersebut menunjukkan 41 persen responden yang sedang menjalankan proyek percontohan GenAI dan uji coba konsep untuk memperluas penggunaan dan memberikan nilai bisnis yang substansial masih menjadi tantangan.
Hanya 37 persen responden yang merasa memiliki bakat yang diperlukan dan upskilling karyawan untuk menggunakan dan berinteraksi dengan alat AI. Sementara itu, hanya 29 persen responden yang merasa yakin dengan model operasional mereka untuk kesiapan GenAI.
Pilihan Editor: Mundur dari Kementerian Komunikasi, Usman Kansong: Tidak Ada Tekanan dari Luar