Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga ke Level 15.880 per Dolar AS

Senin, 12 Agustus 2024 10:34 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini Senin, 12 Agustus 2024 akan ditutup menguat. Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 15.924,5 per dolar AS. "Mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp 15.880-Rp 15.970," kata Ibrahim dalam analisis rutinnya yang dikuti Senin.

Merujuk data RTI, nilai tukar rupiah pagi ini dibuka di level Rp 15.920 per dolar AS. Per pukul 09.29 WIB, kurs rupiah telah mencapai Rp 15.942 per dolar AS atau melemah 0,14 persen. Rupiah juga sempat tercatat mencapai Rp 15.953 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan, data pasar tenaga kerja AS yang baru menunjukkan bahwa tunjangan pengangguran turun lebih dari ekspektasi minggu lalu. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran akan resesi jadi mereda.

Dia menyebut, fokus investor akan tertuju pada laporan inflasi harga konsumen AS bulan Juli yang akan dirilis minggu ini. Di samping itu, juga akan tertuju pada komentar Ketua Fed Jerome Powell pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole bank sentral pada 22-24 Agustus.

Dari dalam negeri, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun di tengah gejolak eksternal. Tingkat inflasi juga terjaga pada kisaran target yang ditetapkan, serta sektor keuangan yang resilience. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5 persen pada 2024 dan 5,1 persen pada 2025.

Advertising
Advertising

"Ekonomi Indonesia membaik karena kerangka kebijakan Indonesia yang berhati-hati di bidang moneter, fiskal, maupun keuangan dinilai telah menciptakan fondasi yang kokoh untuk stabilitas makro dan kesejahteraan sosial," kata Ibrahim.

IMF mengapresiasi dan memberikan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan otoritas Indonesia. Apresiasi tersebut utamanya terkait beberapa poin penting. Pertama, komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal. Kedua, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data, upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

Ketiga, upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial. Keempat, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Kelima, komitmen mencapai target nol emisi karbon pada 2060, serta langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

Meski demikian, IMF mengingatkan beberapa risiko yang perlu diwaspadai. "Seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, serta spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global."

Pilihan Editor: Harga Emas Dalam Negeri Terus Naik, Analis: Ada Potensi Tembus Rp 1.560.000 per Gram

Berita terkait

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

9 jam lalu

Rupiah Stagnan saat BI Pangkas Tingkat Suku Bunga Acuan Menjadi 6 Persen

Rupiah ditutup stagnan bertahan pada level Rp15.335. Di hari yang sama, Bank Indonesia memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin

Baca Selengkapnya

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Dilantik Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS, Ini Profilnya

3 hari lalu

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Dilantik Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS, Ini Profilnya

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Budiman dilantik menjadi anggota Dewan Komisioner LPS oleh Jokowi. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.

Baca Selengkapnya

5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

5 hari lalu

5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

Ini dia deretan negara di Asia Tenggara dengan PDB per kapita terendah pada April 2024 menurut data IMF. Indonesia ada diurutan ke-7.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

7 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

Nilai Rupiah mengalami penguatan terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan Rabu, 11 September 2024. Hal ini disebabkan melemahnya indeks Dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

7 hari lalu

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Hipm menyebutkan lemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

9 hari lalu

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Data tingkat pengangguran AS pada Agustus lebih rendah dibanding sebelumnya, hal ini mendorong penguatan indeks dolar AS dan membuat kurs rupiah melemah

Baca Selengkapnya

Bankir Rusia Ditunjuk Menjadi Anggota Dewan IMF Meski Kena Sanksi AS

14 hari lalu

Bankir Rusia Ditunjuk Menjadi Anggota Dewan IMF Meski Kena Sanksi AS

Ksenia Yudaeva, mantan deputi gubernur bank sentral yang terkena sanksi Amerika Serikat, akan mewakili Rusia di dewan Dana Moneter Internasional (IMF)

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

15 hari lalu

Rupiah Melemah Tipis Sore Ini, Besok Diprediksi Menguat

Rupiah sore ini ditutup melemah tipis, besok bakal bergerak fluktiatif cenderung menguat

Baca Selengkapnya

BI dan Bank of Korea Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal Antarnegara

19 hari lalu

BI dan Bank of Korea Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal Antarnegara

Bank Indonesia (BI), Bank of Korea (BOK), dan Kementerian Keuangan Korea menyepakati kerangka kerja sama Local Currency Transaction (LCT).

Baca Selengkapnya