3 Pihak yang Sebut Keputusan Pertamina Naikkan Harga Pertamax Sudah Tepat

Minggu, 11 Agustus 2024 15:30 WIB

Pengendara kendaraan motor saat membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di sebuah SPBU di Jakarta, Selasa 23 Januari 2024. PT Pertamina (Persero) belum menghapus BBM jenis Pertalite saat ini. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana itu. Rencana penghapusan Pertalite sebelumnya disampaikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia mengatakan pihaknya mengusulkan agar mulai tahun ini tak menjual BBM yang kadar oktannya (RON) di bawah 91, sehingga menghapus Pertalite yang spesifikasinya saat ini RON 90. Keputusan ini sekaligus menegaskan Pertamina bergerak mengikuti aturan standar emisi Euro 4 dari pemerintah. Nicke mengatakan setelah Pertalite dihapus, perusahaan pelat merah ini akan menggantinya menggunakan produk baru RON 92.Produk itu adalah Pertamax Green 92 yang merupakan campuran antara RON 90 (Pertalite) dengan 7 persen Bioetanol (E7). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax. Kenaikan dari Rp12.950 per liter menjadi Rp13.700 per liter mulai Sabtu, 10 Agustus 2024. Kenaikan harga ini berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di wilayah Provinsi Aceh, Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara sejak pukul 00.00 waktu setempat.

Kenaikan harga pertamax ini terjadi setelah selama lima bulan harga BBM non subsidi tersebut tidak mengalami perubahan. Meskipun tren harga minyak dunia atau Indonesian Crude Price (ICP) telah meningkat sejak akhir trimester pertama tahun ini.

Langkah ini diambil oleh Pertamina Patra Niaga untuk menyesuaikan harga BBM dengan kondisi ekonomi terkini, setelah SPBU swasta lainnya sudah terlebih dahulu menaikkan harga BBM sejak awal Agustus 2024.

Sejumlah tokoh menanggapi soal harga pertamax yang naik. Siapa saja?

1. Ketua Komisi VI DPR

Advertising
Advertising

Ketua Komisi VI DPR, Faisol Riza menilai keputusan Pertamina menaikkan harga pertamax merupakan upaya untuk menjaga kesehatan finansial perusahaan. Sekaligus memastikan pemasukan bagi negara.

Menurutnya, selama lima bulan terakhir, Pertamina menjual Pertamax di bawah harga keekonomian, yang tentunya berdampak pada kondisi keuangan perusahaan. "Kenaikan harga ini penting untuk menjaga stabilitas keuangan BUMN dan menciptakan persaingan yang sehat dengan perusahaan swasta lainnya," ujar Faisol Riza.

2. Peneliti Alpha Research Database

Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman justru menilai keputusan Pertamina untuk akhirnya menaikkan harga Pertamax tepat dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang sudah mulai membaik.

Di samping itu, ia juga mengapresiasi langkah Pertamina yang selama ini menahan harga Pertamax, meskipun harga minyak dunia meningkat dan nilai tukar rupiah melemah.

Ia juga menekankan bahwa Pertamina sebagai perusahaan harus mampu mencetak laba dan menjaga keseimbangan neraca keuangan perusahaan. Ferdy berharap kenaikan harga ini tidak terlalu memberatkan masyarakat, namun tetap kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis dari perusahaan lain.

"Yang penting harga kompetitif. Apalagi dari sisi kualitas, BBM Pertamina kan lebih bagus karena kilangnya sudah lebih baik," ujarnya

3. Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari menyebut bahwa kenaikan harga Pertamax ini didasarkan pada tren harga minyak dunia (ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Sebelumnya, meskipun harga ICP naik sejak akhir trimester pertama, harga BBM non-subsidi Pertamina tidak berubah sejak Maret 2024 untuk mempertahankan stabilitas ekonomi.

“Seperti badan usaha lain, Pertamina juga melakukan penyesuaian harga BBM Non Subsidi. Penyesuaian dilakukan secara bertahap,” ujar Heppy.

Heppy juga menyatakan bahwa penyesuaian harga BBM non-subsidi ini dilakukan secara bertahap, dan harga Pertamax yang baru masih lebih kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis dari SPBU lain. Misalnya, harga Revvo 92 dari Vivo sudah mencapai Rp14.320 per liter, dan Super dari Shell dijual Rp14.520 per liter. Bahkan BP 92 dari BP AKR lebih mahal dengan harga Rp13.850 per liter.

Keputusan untuk menaikkan harga Pertamax ini dinilai oleh berbagai pihak sebagai langkah yang tepat dan diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan memastikan persaingan yang sehat di pasar BBM tanah air.

KARUNIA PUTRI | GRACE GANDHI

Pilihan Editor: Imbas Distribusi Pertamax Green 95

Berita terkait

Kisah Iis Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Tak Bisa Lagi Merias Pengantin Karena Jari Diamputasi

4 hari lalu

Kisah Iis Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Tak Bisa Lagi Merias Pengantin Karena Jari Diamputasi

Jadi korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Iis harus kehilangan empat jarinya. Kondisinya kini mulai pulih setelah mengalami luka bakar.

Baca Selengkapnya

Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang Desak Pertamina Segera Bayar Ganti Rugi Rp 23,1 Miliar

4 hari lalu

Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang Desak Pertamina Segera Bayar Ganti Rugi Rp 23,1 Miliar

PN Jakarta Selatan menjatuhkan hukuman kepada PT Pertamina Patra Niaga untuk membayar ganti rugi Rp 23,1 miliar ke korban kebakaran depo Plumpang.

Baca Selengkapnya

Pertamina Dihukum Ganti Rugi Rp 23,1 Miliar untuk Korban Kebakaran Depo Plumpang

5 hari lalu

Pertamina Dihukum Ganti Rugi Rp 23,1 Miliar untuk Korban Kebakaran Depo Plumpang

Majelis Hakim PN Jaksel menyatakan PT Pertamina Patra Niaga wajib membayar ganti rugi kepada para korban kebakaran Depo Plumpang

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

7 hari lalu

Anggota DPR Sebut Subsidi BBM Tidak Tepat Sasaran

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mengatakan 70 persen subsidi bahan bakar minyak (BBM) tidak tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan LPG 3 Kg Dua Kali Lipat Lebih untuk Solo Raya September Ini

8 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan LPG 3 Kg Dua Kali Lipat Lebih untuk Solo Raya September Ini

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah kembali menambah pasokan LPG 3 kg untuk wilayah Solo Raya pada 6-9 September 2024.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Salah Seorang Pendiri INDEF, Berikut Profil Institute for Development of Economics and Finance

10 hari lalu

Faisal Basri Salah Seorang Pendiri INDEF, Berikut Profil Institute for Development of Economics and Finance

Faisal Basri merupakan saah seorang pendiri INDEF. Berikut lembaga riset independen dan otonom yang berdiri pada Agustus 1995 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Atasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan Gas LPG 3 Kg di Solo

10 hari lalu

Atasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Pasokan Gas LPG 3 Kg di Solo

PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah menambah pasokan gas LPG 3 Kg untuk mengatasi kelangkaan di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

BEI Sebut Market Cap Pasar Modal Indonesia Terbesar se-ASEAN, Angkanya Tembus Rp 12,7 Triliun

11 hari lalu

BEI Sebut Market Cap Pasar Modal Indonesia Terbesar se-ASEAN, Angkanya Tembus Rp 12,7 Triliun

BEI mencatat ada 936 perusahaan yang saat ini mencantumkan sahamnya dengan nilai kapitalisasi pasar hingga Agustus 2024 menembus angka Rp 12,7 triliun.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hukum Agen dan Pangkalan LPG yang Jual Harga di Atas HET

12 hari lalu

Pertamina Hukum Agen dan Pangkalan LPG yang Jual Harga di Atas HET

Pertamina Patra Niaga melalui Patra Niaga Regional Jatimbalinus menjatuhkan sanksi kepada pangkalan LPG yang menjual dengan harga di atas HET.

Baca Selengkapnya

Dikukuhkan jadi Guru Besar Binus University, Gatot Soepriyanto Soroti AI dalam Kecurangan Keuangan Perusahaan

13 hari lalu

Dikukuhkan jadi Guru Besar Binus University, Gatot Soepriyanto Soroti AI dalam Kecurangan Keuangan Perusahaan

Direktur Kampus Bina Nusantara (Binus) Bekasi Gatot Soepriyanto dikukuhkan menjadi guru besar tetap ke-32 dan resmi bergelar profesor.

Baca Selengkapnya