Whoosh Disebut Bikin Rugi WIKA, Manajemen KCIC Buka Suara

Rabu, 17 Juli 2024 08:42 WIB

Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung melewati Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) menanggapi pernyataan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (Persero) Tbk atau WIKA, yang mengaku perusahaannya merugi karena proyek kereta cepat atau Whoosh.

Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan seluruh proses pembangunannya sudah dihitung. “Proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat,” ujarnya lewat pernyataan resmi Selasa, 16 Juli 2024.

Ia mengatakan pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia. Proyek Whoosh diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.

Terkait klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, manajemen KCIC mengatakan semua sudah sesuai alurnya. “Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” ujarnya lagi.

Hal ini mencakup sisi keuangan, yang menurut Eva telah sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Saat ini, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan.

Advertising
Advertising

Ia memaparkan jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler per hari sejak Mei 2024. Pada awal tahun 2025 ditargetkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari.

Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengungkapkan kereta cepat menjadi salah satu faktor penyebab kerugian yang dialami perusahaannya. Sepanjang 2023, perseroan memang merugi karena beban bunga tinggi, namun kerugian WIKA lainnya disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

PBSI merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik mayoritas saham PT KCIC, yakni mencapai 60 persen. Namun Wijaya Karya menguasai 38 persen saham PSBI.

Agung mengatakan rugi perseroan akibat membayar penyertaan untuk proyek kereta cepat, sehingga perusahaan harus menerbitkan obligasi yang menambah beban keuangan. Agung mengatakan dari penyertaan yang sudah digelontorkan sebesar Rp 6,1 triliun.

“Kemudian yang masih dispute (belum dibayar) sekitar Rp 5 triliun sehingga hampir Rp12 triliun," kata dia saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin 8 Juli 2024.

WIKA disebut mencatatkan kerugian Rp 7,12 triliun pada 2023. Angka itu membengkak 11,86 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 59,59 miliar.

Pilihan Editor: Bos WIKA Buka-bukaan soal Rugi Besar Tahun Lalu Akibat Kereta Cepat Whoosh

Berita terkait

Jadi Kreditur Sritex yang Pailit, Bank Permata Buka Suara soal Piutang Rp 595 Miliar

6 jam lalu

Jadi Kreditur Sritex yang Pailit, Bank Permata Buka Suara soal Piutang Rp 595 Miliar

Manajemen Bank Permata buka suara soal piutang di Sritex senilai US$37,9 Juta atau Rp595 miliar dengan asumsi kurs rupiah 15.720.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Ekbis Sabtu: Satgas Judi Online Sita Rp 78,1 Miliar dari Sindikat Internasional, Meutya Hafid Berantas Judi dari Internal Kementerian, BUMN Konstruksi Kembali Dapat Gugatan PKPU

13 jam lalu

Terpopuler Ekbis Sabtu: Satgas Judi Online Sita Rp 78,1 Miliar dari Sindikat Internasional, Meutya Hafid Berantas Judi dari Internal Kementerian, BUMN Konstruksi Kembali Dapat Gugatan PKPU

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 2 November 2024 Satgas Pemberantasan Judi Online sita Rp 78,1 miliar dari sindikat internasional

Baca Selengkapnya

PT WIKA dan WIKON Kena Gugatan PKPU di Tengah Upaya Penyehatan Keuangan Perseroan

22 jam lalu

PT WIKA dan WIKON Kena Gugatan PKPU di Tengah Upaya Penyehatan Keuangan Perseroan

Dua perusahaan milik negara bidang konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan anak usahanya PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON) digugat perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

Baca Selengkapnya

OJK Sebut Aturan Soal Syarat Pemutihan Utang Petani, Nelayan, dan UMKM Masih Dirumuskan

1 hari lalu

OJK Sebut Aturan Soal Syarat Pemutihan Utang Petani, Nelayan, dan UMKM Masih Dirumuskan

Hingga saat ini, belum ada regulasi yang mengatur rincian penghapusan kredit macet petani, nelayan, dan UMKM.

Baca Selengkapnya

Bahas Rencana Bailout untuk Selamatkan Sritex, Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Hanya Fasilitator

1 hari lalu

Bahas Rencana Bailout untuk Selamatkan Sritex, Menko Airlangga Tegaskan Pemerintah Hanya Fasilitator

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dalam upaya penyelamatan Sritex yang pailit.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beberkan Utang Sritex ke 27 Kreditur dan Tiga Multifinance Rp 14,64 Triliun, Mengapa Kemenkeu Merasa Perlu Klarifikasi soal Maung?

1 hari lalu

Terkini: OJK Beberkan Utang Sritex ke 27 Kreditur dan Tiga Multifinance Rp 14,64 Triliun, Mengapa Kemenkeu Merasa Perlu Klarifikasi soal Maung?

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae membeberkan jumlah utang Sritex tembus Rp 14,64 triliun.

Baca Selengkapnya

OJK Beberkan Utang Sritex kepada 27 Kreditur dan Tiga Multifinance Tembus Rp 14,64 Triliun

1 hari lalu

OJK Beberkan Utang Sritex kepada 27 Kreditur dan Tiga Multifinance Tembus Rp 14,64 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut utang Sritex kepada 27 bank dan tiga perusahaan multifinance tembus Rp 14,64 triliun per September 2024.

Baca Selengkapnya

Sepatu Bata Terus Merugi, Aset Berkurang Rp 128 Miliar karena Terpaksa Jual Gedung Kantor

2 hari lalu

Sepatu Bata Terus Merugi, Aset Berkurang Rp 128 Miliar karena Terpaksa Jual Gedung Kantor

PT Sepatu Bata Tbk. atau BATA terpaksa menjual sejumlah aset untuk mempertahankan operasional perusahaan yang terus merugi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Terhadap Perbankan saat Sritex Masih Punya Utang Bank Rp12,7 Triliun

2 hari lalu

Bagaimana Risiko Terhadap Perbankan saat Sritex Masih Punya Utang Bank Rp12,7 Triliun

Pengamat perbankan Paul Sutaryono menilai kepailitan Sritex bisa membawa sejumlah konsekuensi bagi bank-bank yang menjadi kreditur.

Baca Selengkapnya

Pan Brothers, Raksasa Garmen yang Sedang Berjuang dalam Restrukturisasi Lewat PKPU

2 hari lalu

Pan Brothers, Raksasa Garmen yang Sedang Berjuang dalam Restrukturisasi Lewat PKPU

Perusahaan tekstil PT Pan Brothers Tbk (PBRX) sedang berjuang melakukan restrukturisasi dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Baca Selengkapnya