TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Buruh Industri Pertambangan atau SBIPE di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengungkap kronologi kecelakaan kerja di PT Dexing Steel Indonesia (DSI) pada 25 Oktober 2024. Kebakaran yang terjadi di kawasan industri nikel tersebut menyebabkan seorang pekerja meninggal.
Ketua SBIPE IMIP Henry Foord Jeebs mengatakan bahwa saat kejadian, anggotanya yang beranama Arnol tengah memantau operator loader yang melakukan aktivitas penimpunan air di bagian dasar kolam limbah 8. Penimpunan dilakukan menggunakan slag kering, agar air yang terdapat di kolam benar-benar kering.
“Sehingga, saat dituangkan limbah cair dari tungku menggunakan tong, terhindar dari ledakan,” kata Henry melalui keterangan tertulis, Sabtu, 2 November 2024.
Setelah itu, operator loader meninggalkan pekerjaan untuk salat ashar. Sebagai penanggung jawab, Arnol memberitahu operator loader agar melanjutkan penimbunan untuk menutup seluruh genangan air di dasar kolam, seusai salat. Sebab, saat itu masih ada genangan air yang belum tertutup timbunan.
Selanjutnya, Henry melanjutkan, Arnol berkoordinasi dengan foreman lapangan—seorang buruh asal Cina—atas pekerjaan timbunan dasar kolam yang masih terdapat air. Arnol ingin memastikan kepada foreman agar tidak mempertanyakan mengapa limbah belum dituangkan ke dalam kolam—karena dari bagian tungku produksi stainless steel meminta tong kosong untuk dituang limbah lagi.
Arnol sudah menyampaikan kondisi kolam 8 yang masih terdapat genangan air, sehingga belum bisa dilakukan penuangan limbah, melalui grup WeChat. Namun, foreman datang di kolam 8 dan memarahi Arnol. “Dia minta agar limbah yang ada di wadah atau tong segera dituang ke kolam karena di bagian produksi atau bagian tungku sudah tidak ada wadah untuk menampung limbah,” kata Henry.
Arnol sudah membantah. Ia meminta sisa genangan air ditutup lebih dulu menggunakan timbunan slag kering oleh operator loader. “Namun, foreman asal Cina itu memaksa agar tetap dituangkan,” tutur Henry.
Arnol sempat berdebat dengan pekerja asing itu. Bahkan, Arnol memastikan kepada foreman dengan melempar batu ke kolam yang masih terdapat genangan air sebanyak tiga kali. Namun, foreman tetap tidak menerima masukan Arnol. Foreman tetap memaksa agar limbah tetap dituangkan. Padahal saat itu, operator eskavator sudah mulai bergerak untuk menimbun air di dasar kolam 8.
Akan tetapi, karena foreman tetap ngeyel, Arnol memberitahu kepada jubir untuk memperingatkannya soal timbulnya ledakan. “Saya tidak bertanggung jawab dan dia (foreman) harus bertanggung jawab,” kata Henry, menngulangi pesan Arnol sebelum kejadian.
Setelah itu, Arnol pergi meninggalkan kolam 8. Setelah ia berjalan sekitar 20 meter, ledakan benar terjadi. Operator yang sudah berada di kolam 6 untuk menutup genangan air pun tidak melanjutkan ke kolam 8.
“Dari urai tersebut, kami dari SBIPE mengecam dan mengutuk keras pemilik pengusaha DSI agar bertanggung jawab termasuk IMIP sebagai pengelola kawasan,” ujar Henry. “Juga pemerintahan Prabowo-Gibran yang sejak tidak memiliki keinginan untuk melakukan perbaikan manajemen perusahaan d ikawasan IMIP, yang telah menyebabkan ratusan buruh menjadi korban.”
Sebelumnya, informasi serupa juga disampaikan aktivis lingkungan Sulawesi Tengah sekaligus Pendiri Ruang Setara (Rasera) Project, Aulia Hakim. Menurut informasi yang dihimpun Rasera Project melalui para pekerja di IMIP, Aulia mengatakan insiden di PT DSI kemarin terjadi bukan kelalaian pekerja. Namun, disebabkan instruksi atasan untuk memindahkan slag atau limbah metal ke dalam tungku.
“Korban tidak bisa berbuat apa-apa ketika diperintahkan atasan,” katanya.
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan mengonfirmasi insiden tersebut. Ia mengatakan dua karyawan PT DSI menjadi korban, satu meninggal dan satu lainnya terluka. Namun, pihaknya belum mengetahui penyebab pasti insiden maut tersebut.
“Penyebab kecelakaan masih dalam proses investigasi,” kata Dedy melalui aplikasi perpesanan kepada Tempo, Jumat malam, 25 Oktober 2024. Tempo juga berupaya menanyakan hasil investigasi dan kepada Dedy. Namun hingga kini, Dedy belum memberi keterangan.
Kecelakaan kerja di industri nikel IMIP sudah berulang kali terjadi. Salah satu kecelakaan besar terjadi di Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada 24 Desember 2023, yang menewaskan 21 pekerja. Namun, Ketua Harian Serikat Pekerja Industri Morowali-Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (SPIM-KPBI) Jordi Goral mengatakan perusahaan menutup ruang bila terjadi kecelakaan kerja.
“Tidak ada transparansi setiap ada kecelakaan kerja,” katanya kepada Tempo, Kamis, 31 Oktober 2024. “Jika terjadi accident, mereka cuma selalu bilang dalam tahap investigasi.”
Jordi meminta sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dibenahi. Ia juga mendesak pemerintah mengaudit sistem K3 di PT IMIP, menuntut revisi Undang-Undang Keselamatan Kerja, serta memberi hak secara normative kepada korban kecelakaan kerja serta keluarganya.
“Selain itu, kami mendesak agar aktor pelaku pelanggar K3 diproses secara hukum,” ujar Jordi.
Pilihan Editor: Terus Terjadi Insiden di Kawasan Penghiliran Nikel, TrendAsia Nilai Hilirisasi Hanya jadi Jargon Pemilu