Hati-hati Investasi Ilegal, Berikut 7 Tips Aman bagi Investor Pemula
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Grace gandhi
Jumat, 12 Juli 2024 08:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di era kiwari, saham merupakan salah satu jenis investasi yang menarik dan banyak dipilih oleh masyarakat karena dianggap menjanjikan keuntungan di masa depan. Meski demikian, sebagian orang masih belum tahu cara membeli dan memilih saham sehingga belum tergerak atau takut membelinya.
Dalam transaksi jual-beli saham juga ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar terhindar dari potensi penipuan. Teranyar, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK tengah membidik influencer asal Makassar Ahmad Rafif Raya yang diduga mengelola dana investasi ilegal Rp 71 miliar. Melalui PT Waktunya Beli Saham, OJK menilai Ahmad Rafif tak memiliki izin menghimpun dan mengelola dana masyarakat.
Melalui keterangan resmi OJK, Ahmad Rafif telah diminta untuk menghentikan segala kegiatan dalam praktik melakukan penawaran investasi, penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat tanpa izin. Ia juga diminta untuk bertanggung jawab mengganti rugi seluruh dan yang telah dititipkan para investor kepadanya.
"Ya, Ahmad Rafif akan menyelesaikan kesepakatan pengembalian dana kepada pihak yang dirugikan, sesuai dengan perjanjian antarpihak," jelas Ketua Sekretariat Satgas PASTI OJK Hudiyanto melalui pesan Whatsapp pada Minggu, 7 Juli 2024.
Lantas bagaimana menghindari dan cara membeli saham yang aman bagi pemula? Alih-alih untung, membeli saham serampangan juga bisa membuat buntung.
Berikut ini tujuh cara beli saham:
Selanjutnya: 1. Pilih Perusahaan Sekuritas....
<!--more-->
1. Pilih Perusahaan Sekuritas
Langkah pertama ialah memilih perusahaan sekuritas. Perusahaan ini merupakan perantara kegiatan jual-beli saham dan membantu proses pembukaan rekening pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan digunakan untuk bertransaksi saham. Pastikan Anda memilih perusahaan sekuritas yang legal dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Buka Rekening Dana Nasabah
Rekening Dana Nasabah (RDN) merupakan rekening yang harus dimiliki oleh semua investor untuk bertransaksi jual-beli di pasar modal. RDN disebut juga rekening dana investasi karena dapat digunakan untuk penjualan dan pembelian efek berupa investasi saham, reksa dana, obligasi, dan lainnya.
Cara membuka RDN mudah. Anda hanya perlu menyiapkan dokumen seperti KTP dan NPWP bagi WNI atau paspor untuk WNA, fotokopi bagian depan buku tabungan, serta dua lembar materai. Kemudian, isi formulir sebelum menyetorkan deposit awal pada RDN. Nilai awal setoran sekuritas umumnya Rp 100 ribu hingga Rp 3 juta.
Perlu diketahui, untuk bisa membeli saham secara online atau daring, Anda harus menggunakan aplikasi milik sekuritas yang juga berfungsi memantau pergerakan saham dan portofolio investor. Anda juga bisa membeli saham secara online dengan menggunakan aplikasi investasi, seperti Bibit, Bions, atau Ajaib.
3. Teliti Saham yang Ingin Anda Beli
Ada 853 emiten yang menawarkan sahamnya kepada publik di pasar modal, seperti Bank BCA atau Gojek Tokopedia (GOTO). Langkah pertama yang harus dilakukan oleh investor pemula adalah meneliti perusahaan. Pastikan Anda telah mempelajari laporan keuangan dan prospektus perusahaan tersebut.
Cobalah mencari tahu kinerja perusahaan tersebut selama tiga bulan terakhir di situs web mereka atau BEI. Manajemen perusahaan yang tercatat di bursa efek wajib menjelaskan performa bisnis mereka. Temukan emiten yang membukukan kinerja stabil dan konsisten mencetak laba bersih.
Selanjutnya: 4. Tentukan Berapa Banyak Saham yang akan Dibeli....
<!--more-->
4. Tentukan Berapa Banyak Saham yang akan Dibeli
Anda tidak harus memulai dengan banyak uang untuk membeli saham. Meski begitu, dalam transaksi saham, Anda tidak diperbolehkan membeli hanya selembar.
Perlu dicatat, jumlah transaksi saham yang boleh dilakukan minimal 1 lot. Di Indonesia, 1 lot setara dengan 100 lembar saham. Peraturan tersebut mengacu pada regulasi BEI sebagai lembaga yang mengatur pasar modal di Indonesia. Dengan begitu, minimal pembeli saham sebanyak 1 lot atau 100 lembar saham per transaksi.
5. Pantau Pergerakan Pasar Saham
Memantau pergerakan pasar saham hukumnya wajib bagi investor pemula. Anda bisa mengamati melalui media sosial atau berita ekonomi dan bisnis untuk mengetahui pergerakan pasar. Terlebih harga saham di bursa sangat fluktuatif, sehingga harus dipantau secara serius agar akurat. Langkah ini juga dalam rangka meminimalisasi risiko investasi.
6. Ketahui Kapan Waktu Membeli
Sebelum membeli saham, Anda perlu memahami beberapa detail tentang prosesnya. Jangan membeli saham dengan uang yang akan Anda gunakan setidaknya dalam lima tahun ke depan. Sebab, harga saham pasar modal sangat fluktuatif. Bisa jadi nilai saham yang Anda beli akan turun dalam waktu lama sebelum akhirnya naik. Oleh karena itu, strategi membeli saham sangat penting agar menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.
7. Ketahui Kapan Waktu Tepat Menjual Saham
Setelah membeli, Anda juga harus mengetahui kapan akan menjual saham itu. Pada saat ingin menjual, Anda juga membutuhkan waktu yang tepat. Waktu yang ideal menjual saham adalah saat Anda membutuhkan uang. Investor jangka panjang harus memiliki strategi yang berpusat pada tujungan keuangan.
Itu artinya, Anda harus memiliki rencana untuk memulai memanfaatkan investasi dan menggunakan uang tunai yang telah Anda kumpulkan pada saat yang tepat. Ingat pula, investor akan dikenai pajak saat menjual atau membeli saham, tak peduli apakah harga saham tersebut naik atau turun.
ADIL AL HASAN | KORAN TEMPO