TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi nama 28 perusahaan yang sedang mengantre di pipeline pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Nyoman Gede Yetna mengatakan 16 di antara perusahaan tersebut memiliki aset jumbo.
“16 perusahaan aset skala besar di atas Rp250 miliar,” kata Nyoman dalam keterangan resminya, Jumat, 1 November 2024.
Selain itu perusahaan aset besar itu, Nyoman mengatakan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada Peraturan OJK Nomor 53/POJK.04/2017, 10 di antaranya merupakan aset menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 2 perusahaan breast kecil yakni di bawah Rp 50 miliar.
Selanjutnya, ditinjau dari sektor perusahaan yang antre didominasi sektor energi dan sektor barang konsumen primer yakni masing-masing lima perusahaan. Sektor yang tercatat tidak memiliki antrean hanya sektor teknologi. Berikut daftar rincian sektor perusahaan yang antre pipeline IPO:
- Sektor barang baku: 3 perusahaan
- Sektor barang konsumen non-primer: 2 perusahaan
- Sektor barang konsumen primer: 5 perusahaan
- Sektor energi: 5 perusahaan
- Sektor keuangan: 3 perusahaan
- Sektor kesehatan: 3 perusahaan
- Sektor industri: 2 perusahaan
- Sektor infrastruktur: 1 perusahaan
- Sektor properti dan real estate: 3 perusahaan
- Sektor teknologi: 0 perusahaan
- Sektor transportasi dan logistik: 1 perusahaan
Hingga 1 November 2024, BEI mencatat ada 36 perusahaan yang sudah melakukan IPO sepanjang tahun. Total dana yang dihimpun mencapai Rp 5,42 triliun. Di sisi lain, BEI juga menyebut sudah ada 119 emisi dari 65 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp110,6 triliun pada periode yang sama. Kemudian untuk Rights Issue, per tanggal 01 November 2024 telah terdapat 15 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp 34,42 Triliun.
Pilihan Editor: Bukalapak Akan Tutup Anak Usaha karena Terus Merugi, Karyawan Kena PHK?