Sri Mulyani: Penundaan Pemangkasan Fed Fund Rate Pengaruhi Gejolak Pasar Keuangan Global

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Grace gandhi

Kamis, 6 Juni 2024 06:50 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Juni 2023. Rapat tersebut membahas pengantar rencana kerja anggaran (RKA) dan rencana kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Keuangan tahun 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan penundaan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) menimbulkan gejolak pasar keuangan global. Sri Mulyani mengungkapkan hal itu dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan pada Rabu, 5 Juni 2024.

Di sektor keuangan, kata Sri Mulyani, FFR menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pasar keuangan. Tidak hanya jadi sentimen, namun FFR juga berpengaruh terhadap pergerakan modal atau movement of capital dan dari sisi dolar indeks yang cenderung menguat.

Sri Mulyani menjelaskan, April lalu cukup terjadi turbulensi karena tadinya market di AS berekspektasi bahwa pada April FFR akan menurun. Paling tidak pada kuartal II atau kuartal III.

"Yang terjadi (adalah) karena inflasi ternyata tinggi dan statement yang relatif hawkish dari pembuat kebijakan di The Fed menyebabkan market sangat disappointed dengan ekspektasi mereka sendiri. Itu menciptakan capital outflow yang sangat kuat pada April lalu dan dolar indeks yang luar biasa melonjak tinggi," kata Sri Mulyani.

Pergerakan ini, kata Bendahara Negara itu, berpengaruh terhadap US Treasury atau surat utang AS. "Pergerakan ini kemudian memengaruhi US Treasury dan tentu dalam hal ini Indonesia dari sisi SBN (Surat Berharga Negara) terkena dampaknya."

Advertising
Advertising

Dia melanjutkan, FFR diperkirakan baru akan turun akhir tahun dan ekspektasi tahun depan masih pada kisaran 4 hingga 4,5. Ini akan memengaruhi performa ekonomi di AS dan menimbulkan spillover di seluruh dunia," katanya.

Kementerian Keuangan, kata Sri Mulyani, bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sama-sama melihat bahwa kebijakan fiskal dan moneter harus terus dikalibrasi dan disinkronisasi. Mengingat bahwa tantangan yang dihadapi sangat ketat dan nyata.

"Kita harus hati-hati, karena tujuan kita adalah mendukung growth, menjaga stability dan menciptakan pemerataan. Itu adalah tiga tujuan yang tidak mudah dengan instrumen yang kita miliki sama-sama," tutur Sri Mulyani.

Pilihan Editor: Keponakan Presiden Jokowi Menjadi Manager di Pertamina

Berita terkait

Satu Dekade, Pemerintahan Jokowi Bangun Jalan Tol Sepanjang 1.938 Kilometer dengan APBN

2 jam lalu

Satu Dekade, Pemerintahan Jokowi Bangun Jalan Tol Sepanjang 1.938 Kilometer dengan APBN

Pemerintah telah membangun jalan tol sepanjang 1.938 kilometer dengan dukungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam satu dekade.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Kenakan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina, KPPU: Kalau Terlalu Tinggi, Impor Ilegal Makin Banyak

19 jam lalu

Pemerintah Bakal Kenakan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina, KPPU: Kalau Terlalu Tinggi, Impor Ilegal Makin Banyak

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengingatkan pemerintah tak memberlakukan bea masuk terlalu tinggi. Hindari impor ilegal.

Baca Selengkapnya

DPR Sepakati Berikan Tambahan PMN Rp5 Triliun untuk LPEI, Setengah Jumlahnya dari Usulan Sri Mulyani

23 jam lalu

DPR Sepakati Berikan Tambahan PMN Rp5 Triliun untuk LPEI, Setengah Jumlahnya dari Usulan Sri Mulyani

Masalah penyimpangan pemberian fasilitas kredit LPEI mulai santer diberitakan sejak Sri Mulyani Indrawati melaporkannya kepada Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 17 T Masuk Pos Cadangan Bendahara Umum Negara, FITRA: Akan Sulit Dipantau

1 hari lalu

Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 17 T Masuk Pos Cadangan Bendahara Umum Negara, FITRA: Akan Sulit Dipantau

Seknas FITRA Misbah Hasan mengomentari proses pembahasan makan bergizi gratis yang dinilai kurang transparan.

Baca Selengkapnya

Rupiah kembali Melemah, Sektor Industri Terdampak

1 hari lalu

Rupiah kembali Melemah, Sektor Industri Terdampak

Mata uang rupiah kembali melemah dalam penutupan perdagangan hari ini Selasa, 2 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

DPR Pertanyakan Sri Mulyani Usulkan PMN untuk Badan Bank Tanah yang Pernah Ditolak

1 hari lalu

DPR Pertanyakan Sri Mulyani Usulkan PMN untuk Badan Bank Tanah yang Pernah Ditolak

Komisi XI DPR RI mempertanyakan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang kembali mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Badan Bank Tanah.

Baca Selengkapnya

Ini Sebabnya Pakar Sebut Pajak 200 Persen untuk Produk Cina Bisa Bahayakan Indonesia

1 hari lalu

Ini Sebabnya Pakar Sebut Pajak 200 Persen untuk Produk Cina Bisa Bahayakan Indonesia

Pemerintah akan mengenakan bea masuk hingga 200 persen untuk produk Cina yang membanjiri pasar, tapi pakar ingatkan bahayanya..

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani soal Rencana Pengenaan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina: Nanti Dibahas

2 hari lalu

Sri Mulyani soal Rencana Pengenaan Bea Masuk 200 Persen Produk Cina: Nanti Dibahas

Menteri Keuangan Sri Mulyani hanya irit bicara ketika ditanya tentang rencana pengenaan bea masuk bagi produk impor asal Cina hingga 200 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Luhut dan Sri Mulyani Atur Ulang Tarif Pungutan Batu Bara

2 hari lalu

Jokowi Perintahkan Luhut dan Sri Mulyani Atur Ulang Tarif Pungutan Batu Bara

Pungutan royalti sektor batu bara akan berlaku bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Menkes hingga Sri Mulyani Bahas Pajak Industri Kesehatan

2 hari lalu

Jokowi Kumpulkan Menkes hingga Sri Mulyani Bahas Pajak Industri Kesehatan

Jokowi memanggil para menteri untuk membahas soal relaksasi pajak industri kesehatan.

Baca Selengkapnya