Ledakan Pabrik Smelter Tambah Catatan Kasus, Pengamat: Tolak Investor yang Tidak Memenuhi Standar Keamanan

Jumat, 24 Mei 2024 12:08 WIB

Sejumlah korban kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjalani perawatan di RSUD Morowali di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu, 24 Desember 2023. Hingga 26 Desember, sebanyak 18 orang dinyatakan tewas akibat insiden kecelakaan kerja tersebut yang terdiri dari 10 orang tenaga kerja indonesia (TKI) dan 8 orang tenaga kerja asing (TKA). ANTARA FOTO/Faisal

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus meledaknya pabrik smelter di Indonesia kembali terjadi baru-baru ini. Pabrik smelter nikel milik PT Kalimantan Ferro Industry di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur itu meledak sebanyak dua kali pada 16 dan 17 Mei 2024.

Sebelum insiden ledakan, proyek pembangunan pabrik smelter nikel PT KFI telah menuai kontroversi. Laporan Tempo berjudul Serampangan Proyek Pelebur Nikel Kutai Kartanegara pada 30 November 2023 menyebut pembangunan smelter nikel PT KFI diduga tanpa analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal. Hal tersebut kemudian dibenarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur Rafiddin Rizal, yang menyebut Amdal PT KFI saat itu masih dalam proses dan menunggu surat kelayakan untuk diterbitkan.

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan berulangnya kasus ledakan pabrik smelter di Indonesia karena pemerintah tidak ketat dalam penerapan aturan. Ia juga menduga adanya pengabaian dari pemerintah di segi standar keamanan, sehingga menyebabkan kasus ledakan pabrik smelter itu kerap terulang.

"Saya menduga ada pembiaran, karena saya mendasarkan pada standar internasional yang jarang terjadi kecelakaan," ujarnya, dikutip Jumat, 24 Mei 2024.

Meski begitu, menurut dia, saat ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk mereformasi kebijakan soal operasional pabrik smelter di Tanah Air. Pemerintah diminta tidak hanya berfokus pada investasi di bidang smelter, tapi juga perlu adanya persyaratan yang tepat bagi para investor tersebut.

Advertising
Advertising

"Khususnya persyaratan di keamanan sistem, kalau perlu gunakan standar internasional yang zero accident," kata Fahmy. Ia mengatakan, bahwa pemerintah juga harus berani menolak perusahaan pabrik smelter yang tertarik berinvestasi di Indonesia, apabila tidak dilengkapi dengan standar keamanan yang tinggi.

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan audit forensik bagi sejumlah pabrik smelter eksisting. Pemeriksaan pabrik smelter eksisting ini ditujukan untuk mengetahui sudah atau belumnya penerapan standar internasional dalam kegiatan operasionalnya.

"Kalau tidak (standar internasional), pemerintah harus tegas dan berani menghentikan pabrik smelter eksisting itu untuk mencegah kecelakaan lagi," ucapnya.

Akibat meledaknya pabrik smelter ini berdampak pada para pekerja maupun warga di sekitaran pabrik. Karena itu, ia meminta supaya penyelesaian kasus ini tidak hanya berhenti di kepolisian yang kerap menetapkan tersangka kepada pemilik pabrik.

Semestinya, ucap Fahmy, aparat penegak hukum juga menelusuri lebih jauh apakah ada yang menyalahgunakan kekuasaan untuk memberikan izin kepada pabrik smelter yang standar keamanannya rendah. "Barangkali ini bisa ditelusuri ke Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) yang memberikan izin, jangan-jangan ada kongkalikong. Izinnya diberikan (mesti standar keamanan rendah), kemudian ada imbalan," katanya melihat potensi kemungkinan tersebut.

Pilihan Editor: Terpopuler: Ombudsman Minta Penjelasan Bea Cukai terkait Ramainya Polemik Barang Bawaan dari Luar Negeri, Subsidi Sepeda Motor Listrik Rp 7,3 Triliun

Berita terkait

Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

1 hari lalu

Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

Berdasarkan hitungan Kejagung kerugian negara terbesar dalam kasus korupsi timah adalah kerusakan lingkungan yang mencapai Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya

Volkswagen Siap-siap Tutup Pabrik di Jerman

3 hari lalu

Volkswagen Siap-siap Tutup Pabrik di Jerman

Kondisi keuangan perusahaan, membuat Volkswagen harus menutup sejumlah pabrik di Jerman.

Baca Selengkapnya

Sidang Helena Lim, Saksi Ungkap Alasan PT Timah Bentuk Kemitraan Kerja

3 hari lalu

Sidang Helena Lim, Saksi Ungkap Alasan PT Timah Bentuk Kemitraan Kerja

Saksi sebut penambang liar sudah banyak beraktivitas di wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah jauh sebelum ada kerja sama mitra smelter.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Selidiki Ledakan di Rumah Cagub Aceh

4 hari lalu

Polisi Masih Selidiki Ledakan di Rumah Cagub Aceh

Dia belum bisa menyampaikan kronologi pasti ledakan tersebut karena nanti akan disampaikan oleh Polda Aceh.

Baca Selengkapnya

Pasokan Bijih Timah dari Tambang Ilegal Meningkat Usai Kesepakatan PT Timah dengan 5 Smelter

4 hari lalu

Pasokan Bijih Timah dari Tambang Ilegal Meningkat Usai Kesepakatan PT Timah dengan 5 Smelter

Saksi kasus korupsi timah mengungkapkan ada peningkatan aktivitas pertambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk, usai kesepakatan dengan 5 smelter.

Baca Selengkapnya

Proyek Raksasa yang Ingin Dikerjakan Prabowo: Tanggul Laut hingga 3 Juta Rumah

4 hari lalu

Proyek Raksasa yang Ingin Dikerjakan Prabowo: Tanggul Laut hingga 3 Juta Rumah

Prabowo Subianto berencana akan mengerjakan sejumlah proyek raksasa. Seperti tanggul laut raksasa dan pembangunan 3 juta rumah per tahun.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Rumah Bacagub Aceh Bustami, Polisi Temukan Pen Granat

5 hari lalu

Ledakan di Rumah Bacagub Aceh Bustami, Polisi Temukan Pen Granat

Kepolisian belum mengetahui jenis bahan peledak yang dilemparkan ke rumah Bacagub Aceh.

Baca Selengkapnya

Rumah Bacagub Aceh Diduga Dilempari Bom

5 hari lalu

Rumah Bacagub Aceh Diduga Dilempari Bom

Belum diketahui apakah ledakan yang terjadi di rumah pribadi Bacagub Aceh itu berasal dari granat atau bahan peledak lain.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bangun Tanggul Laut dari Jakarta sampai Gresik, Undang Investor Asing

6 hari lalu

Prabowo Ingin Bangun Tanggul Laut dari Jakarta sampai Gresik, Undang Investor Asing

Prabowo ingin bangun tanggul laut raksasa di pesisir utara Pulau Jawa dari Jakarta sampai Gresik, Jawa Timur. Undang investor asing.

Baca Selengkapnya

GAPPRI: PP Nomor 28 Tahun 2024 Ancam Kelangsungan Industri Kretek Nasional

8 hari lalu

GAPPRI: PP Nomor 28 Tahun 2024 Ancam Kelangsungan Industri Kretek Nasional

Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) menilai terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 berdampak bagi industri kretek.

Baca Selengkapnya