Bank Indonesia Optimistis Pertumbuhan Kredit Perbankan 2024 di Atas 10 Persen

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 22 Mei 2024 21:13 WIB

Kepala DPMS Edi Susianto (kiri), Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) dan Kepala DKEM Firman Mochtar (kanan) dalam media briefing di Kantor BI, Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024. Tempo/Annisa Febiola.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat kredit perbankan tumbuh tinggi pada April 2024, sebesar 13,09 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Angka kredit perbankan pada April lebih tinggi dibandingkan Maret 2024 yang tumbuh 12,4 persen year on year (yoy).

"Didorong oleh pertumbuhan kredit di banyak sektor, seperti sektor industri, jasa dunia usaha, dan perdagangan, sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta Pusat pada Rabu, 22 Mei 2024.

Dia menjelaskan, tingginya permintaan kredit dipengaruhi oleh sisi penawaran. Sejalan dengan terjaganya appetite perbankan yang didukung oleh tingginya permodalan serta berlanjutnya strategi realokasi aset ke kredit oleh perbankan. Kemudian, didukung pula oleh penerapan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menjaga kecukupan likuiditas perbankan.

Pertumbuhan kredit perbankan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga atau DPK yang terus meningkat. Pertumbuhan DPK mencapai 8,21 persen yoy pada April 2024. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi dan rumah tangga yang tetap terjaga baik.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi. Masing-masing tumbuh sebesar 15,69 persen yoy, 13,25 persen yoy dan 10,34 persen yoy. Selain itu, pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi sebesar 14,88 persen yoy, sedangkan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh sebesar 7,3 persen yoy.

Advertising
Advertising

Dengan perkembangan tersebut, kata Perry, pertumbuhan kredit tahun 2024 akan terus meningkat menuju batas atas kisaran prakiraan 10 sampai 12 persen. Dalam hal ini, BI berjanji akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif. Sejalan dengan itu, juga mempererat sinergi dengan pemerintah, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), perbankan serta pelaku usaha.

"Untuk mendukung peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.'"

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Berita terkait

Gelombang PHK Industri Tekstil, BI: Permintaan Turun, Bahan Baku Sulit, Marak Impor Ilegal..

8 menit lalu

Gelombang PHK Industri Tekstil, BI: Permintaan Turun, Bahan Baku Sulit, Marak Impor Ilegal..

Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng menyatakan PHK di industri tekstil karena pabrik kesulitan memperoleh bahan baku dan penurunan permintaan.

Baca Selengkapnya

OJK Optimistis Target Penyaluran Kredit Perbankan di 2024 Bisa Tercapai

11 jam lalu

OJK Optimistis Target Penyaluran Kredit Perbankan di 2024 Bisa Tercapai

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae optimistis proyeksi penyaluran kredit di tahun 2024 bisa tercapai.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Melemah, Apindo: Indonesia yang Terparah Dibanding 5 Negara ASEAN

15 jam lalu

Kurs Rupiah Melemah, Apindo: Indonesia yang Terparah Dibanding 5 Negara ASEAN

Apindo mencatat deprisiasi nilai tukar rupiah adalah yang terparah di 5 negara ASEAN. Apa saja dampaknya bagi industri?

Baca Selengkapnya

Cerita Penangkapan Tersangka Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar yang Kabur ke Atap Rumah Warga Srengseng

20 jam lalu

Cerita Penangkapan Tersangka Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar yang Kabur ke Atap Rumah Warga Srengseng

Dua tersangka kasus uang palsu itu yang bikin rusak genting rumah warga Srengseh Sawah itu akhirnya menyerah ketika polisi lepas tembakan.

Baca Selengkapnya

Pergerakan Rupiah di Awal Pekan: Ditutup di Level Rp 16.394 per Dolar AS

1 hari lalu

Pergerakan Rupiah di Awal Pekan: Ditutup di Level Rp 16.394 per Dolar AS

Rupiah melemah akhir pekan lalu adalah yang terburuk karena nyaris berada di Rp 16.500 per dolar AS. Di perdagangan awal pekan menguat tipis.

Baca Selengkapnya

Tumpukan Uang Palsu Rp 22 Miliar di Kantor Akuntan Publik Umaryadi, Izin Operasi Dicabut Menkeu November 2023

1 hari lalu

Tumpukan Uang Palsu Rp 22 Miliar di Kantor Akuntan Publik Umaryadi, Izin Operasi Dicabut Menkeu November 2023

Kantor akuntan publik milik Umaryadi sudah tidak beroperasi sebelum polisi membongkar tumpukan uang palsu Rp 22 miliar di kantor tersebut.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah hingga Rp 16.510 per Dolar AS

Analis mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan ditutup melemah pada rentang Rp 16.440 hingga Rp 16.510.

Baca Selengkapnya

Langkah Bank Indonesia Untuk Menstabilkan Rupiah

1 hari lalu

Langkah Bank Indonesia Untuk Menstabilkan Rupiah

Bank Indonesia selaku bank sentral memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas keuangan atau mata uang rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Jamin Tak Ada Celah Bagi Pegawainya Terlibat Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

2 hari lalu

BI Jamin Tak Ada Celah Bagi Pegawainya Terlibat Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Bank Indonesia memberi jaminan tidak ada celah bagi pegawainya untuk terlibat kasus seperti pembuatan uang palsu Rp 22 miliar di Jakarta Barat.

Baca Selengkapnya

Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar, BI Pastikan Tak Ada Pihak Eksternal yang Terlibat dalam Pemusnahan Uang

2 hari lalu

Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar, BI Pastikan Tak Ada Pihak Eksternal yang Terlibat dalam Pemusnahan Uang

Bank Indonesia menyatakan bila ada yang hendak menggunakan uang palsu untuk pemusnahan uang maka segera ketahuan di loket BI.

Baca Selengkapnya