Pabrik Sepatu Bata Tutup, Indef: Kalah Bersaing dengan Produk Luar

Reporter

Desty Luthfiani

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 14 Mei 2024 14:18 WIB

Pabrik sepatu Bata yang sudah tutup di Desa Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, 13 Mei 2024. Pabrik sepatu Ceko yang sudah buka di Indonesia sejak tahun 1940-an tersebut akhirnya tutup per 30 April 2024. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Senior Ekonom The Institute Economics of Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menduga kebangkrutan PT Sepatu Bata Tbk alias Bata yang diumumkan pada 2 Mei 2024 disebabkan salah satunya karena persaingan merek.

"Saya kira mungkin ini memang disebabkan oleh persaingan antar merek. Jadi, memang produk atau merek baru di industri sepatu kian gencar baik global maupun lokal," kata Tauhid dihubungi Tempo melalui saluran telepon pada Selasa, 14 Mei 2024.

Tauhid menyebut merek sepatu Bata sebelumnya menyasar pada masyarakat kelas menengah hingga bawah kalau melihat dari harganya. "Nah ini pasar yang sangat gemuk tapi persaingan paling ketat," ujarnya.

Eksistensi Bata 30 tahun terakhir sempat menjadi primadona di pasar, karena dulu kompetitornya sedikit. Sedangkan, saat ini muncul inovasi-inovasi baru dari perusahaan baru yang menawarkan dengan barang yang menarik. "Memang daya kompetitif dari produk sepatu Bata masih kalah dibanding dengan merek lain yang sejenis. Meski dikatakan yang lain lebih mahal tapi mereka menawarkan desain yang mungkin jauh lebih baik," ujarnya.

Bata dinilai kurang inovasi untuk tetap menjaga pasarnya hingga pemain baru mengambil alih pasarnya. Terutama dengan adanya produk luar secara global yang datang secara cepat perkembangannya, namun desain Bata tidak cepat berganti seiring berkembangnya zaman.

Advertising
Advertising

Penyebab kebangkrutan Bata berikutnya yakni cost atau beban biaya produksi. Tauhid mengatakan perusahaan perlu fleksibel melihat lokasi dengan upah yang cukup terjangkau. Tauhid mengatakan Bata memiliki struktur pabrik yang cukup besar berada di wilayah strategis.

"Situasi kenaikan upah menambah beban biaya yang besar. Sementara pemasukannya relatif menurun, kemudian mungkin bahan baku impor di tengah situasi nilai tukar rupiah melemah ke dolar Amerika," paparnya.

Selain pemasaran dalam negeri, perusahaan juga harus gencar memasarkan ke luar. "Saya enggak tahu apakah Bata melakukan ekspor. Setahu saya memang pasar ekspor tertahan, terutama tekstil produksi alas kaki secara global mengalami penurunan," ujarnya. Sehingga harus ada penguatan pasar domestiknya.

Tauhid mengatakan dari kasus kebangkrutan Bata ini, perusahaan lain bisa mengambil pembelajaran yakni meningkatkan inovasi dengan mengikuti selera market untuk persaingan kompetitor lain, melihat karakteristik pasar dan harga pasar tidak hanya memberikan harga murah saja. "Harus dipelajari karakteristik target market-nya agar tidak gulung tikar," ucapnya.

Kemudian, menurutnya manufaktur perusahaan harus fleksibel mencari celah di mana lokasi dengan biaya produksi seminimal mungkin. "Ya harus mengejar lokasi-lokasi industri yang minim cost. Kemudian memperluas pasar tidak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri. Itu saya kira yang paling kunci," ujarnya.

Pilihan Editor: Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Berita terkait

Bergaya dengan Sepatu Kasual Tenun Tapis, Daya Tarik Inovasi Kemenkumham Lampung

47 menit lalu

Bergaya dengan Sepatu Kasual Tenun Tapis, Daya Tarik Inovasi Kemenkumham Lampung

Perpaduan kulit dan kain tapis menjadikan sepatu kasual terlihat cantik dan terkesan mewah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sritex Tepis Isu Bangkrut, Penerimaan Bea Cukai Turun

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Sritex Tepis Isu Bangkrut, Penerimaan Bea Cukai Turun

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Minggu sore, 30 Juni 2024 antara lain bos Sritex Iwan Kurniawan Lukminto menepis isu bangkrut.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

3 hari lalu

Asosiasi Produsen Serat dan Benang: 21 Pabrik Tekstil dan Garmen Tutup, 150 Ribu Karyawan Kena PHK

APSyFI mencatat saat ini 21 industri tekstil di Indonesia gulung tikar. Sementara 31 pabrik terancam tutup. Ada 150 ribu karyawan kena PHK.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Aprisindo: Industri Berorientasi ekspor Diuntungkan

7 hari lalu

Rupiah Melemah, Aprisindo: Industri Berorientasi ekspor Diuntungkan

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menguntungkan industri yang berorientasi ekspor. Menurut Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).

Baca Selengkapnya

LPEM UI Beberkan Dampak Rupiah Jeblok: Perlambatan Ekspansi Industri Makin Parah

10 hari lalu

LPEM UI Beberkan Dampak Rupiah Jeblok: Perlambatan Ekspansi Industri Makin Parah

LPEM FE UI menyebut nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS memperparah pelambatan industri khususnya yang bergantung pada impor.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah Berimbas pada Biaya Operasional, Kadin Imbau Industri Ambil Langkah Antisipatif Jangka Pendek

12 hari lalu

Pelemahan Rupiah Berimbas pada Biaya Operasional, Kadin Imbau Industri Ambil Langkah Antisipatif Jangka Pendek

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah menimbulkan ancaman terhadap rantai pasok. Hal ini berimbas pada peningkatan beban biaya operasional perusahaan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Indef: Mustahil Dicapai dengan Kebijakan Saat Ini

13 hari lalu

Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Indef: Mustahil Dicapai dengan Kebijakan Saat Ini

Pemerintahan Prabowo Subianto dinilai tak mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga mencapai target 8 persen dengan kebijakan saat ini. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Luhut Targetkan Pembangunan Kawasan Industri Senilai USD 132 Miliar di Kaltara Rampung dalam 4 Tahun

14 hari lalu

Luhut Targetkan Pembangunan Kawasan Industri Senilai USD 132 Miliar di Kaltara Rampung dalam 4 Tahun

Menteri Luhut menargetkan pembangunan kawasan industri di Kalimantan Utara atau Kaltara bisa rampung dalam empat tahun.

Baca Selengkapnya

Diminta Laporkan Kerugian akibat Aturan Impor, Bos Industri Tekstil: Ombudsman Harusnya Inisiatif Investigasi

16 hari lalu

Diminta Laporkan Kerugian akibat Aturan Impor, Bos Industri Tekstil: Ombudsman Harusnya Inisiatif Investigasi

Direktr API, Danang Girindrawardana, menyebut Ombudsman seharusnya peka dan berinisiatif menginvestigasi aturan impor yang merugikan industri tekstil.

Baca Selengkapnya

Produsen Sepatu Bocorocco Dominan Pakai Bahan baku Lokal, tak Terimbas Penahanan Barang di Pelabuhan

30 hari lalu

Produsen Sepatu Bocorocco Dominan Pakai Bahan baku Lokal, tak Terimbas Penahanan Barang di Pelabuhan

Produsen sepatu kulit Bacorocco menyetujui soal perubahan Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2024 soal kebijakan dan pengaturan izin impor di mana ada beberapa komoditas barang dibebaskan dari pertimbangan teknis.

Baca Selengkapnya