Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Jumat, 26 April 2024 16:32 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali loyo dalam penutupan perdagangan hari ini Jumat, 26 April 2024. Kurs rupiah dalam perdagangan akhir pekan ditutup melemah 22 poin ke level Rp 16.210 per USD.

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS. Sementara pada hari Rabu, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.155 per USD.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut Departemen Perdagangan melaporkan bahwa produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada kuartal I 2024. Capaian ini lebih lambat dari tingkat pertumbuhan 2,4 persen yang diperkirakan oleh para ekonom berdasarkan survei oleh Reuters.

"Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi yang diukur dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti naik 3,7 persen pada kuartal I, melampaui perkiraan kenaikan 3,4 persen," katanya pada Jumat, 26 April 2024.

Indeks PCE dan indeks PCE inti yang memperhitungkan harga pangan dan energi termasuk ukuran paling penting bagi The Fed dalam mengukur perilaku harga. "Kejutan inflasi menempatkan fokus yang lebih besar dari biasanya pada rilis data indeks harga PCE untuk bulan Maret pada hari Jumat."

Advertising
Advertising

Di sisi lain, investor memperkirakan pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) yang berakhir pada hari Jumat tidak akan cukup hawkish untuk mendukung mata uang yen Jepang.

"Investor memperkirakan level dolar/yen 155 akan menjadi batasan bagi otoritas Jepang, di mana BOJ dapat melakukan intervensi untuk menopang mata uang tersebut."

Menyusul data PDB, pasar suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga Fed sebesar 58 persen pada September. Perkiraan ini turun dari 70 persen dibandingkan Rabu, menurut alat FedWatch CME Group.

Selanjutnya: Kinerja APBN masih surplus<!--more-->

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terjaga dalam posisi surplus hingga Maret 2024. Pada kuartal I 2024, APBN tercatat positif, meskipun tetap waspada karena ketegangan geopolitik yang meningkat.

Sementara itu, posisi total dari APBN masih surplus Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP. Kemudian dari sisi keseimbangan primer surplus Rp 122,1 Triliun.

"Kinerja surplus itu terjadi karena pendapatan negara lebih besar dibandingkan belanja APBN," kata Ibrahim.

Per Maret 2024, pendapatan negara telah terkumpul Rp 620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target yakni Rp 2.802,3 triliun. Bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, angka pendapatan ini menurun sebesar 4,1 persen.

Sementara dari sisi belanja negara, telah digelontorkan sekitar Rp 611,9 triliun. Angka ini setara 18,4 persen dari pagu belanja 2024 yang sudah dibelanjakan sebesar Rp 3.325,1 triliun.

"Sehingga jika penerimaan negara telah terkumpul 22 persen dari target, maka belanja negara sudah direalisasikan 18,4 persen dalam satu kuartal ini," kata Ibrahim.

Berdasarkan data belanja kuartal I yang mencapai 18 persen, menurut Ibrahim menunjukkan bahwa ada belanja-belanja yang cukup front loading. Seperti misalnya kebutuhan penyelenggaraan Pemilihan Umum atau Pemilu.

Pilihan Editor: Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

22 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

2 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya