Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD
Reporter
Tempo.co
Editor
Khairul anam
Jumat, 19 April 2024 18:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis hingga Jumat sore, 19 April 2024, dimulai dari Menteri BUMN Erick Thohir yang mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan. Erick membantah kalau dirinya menginstruksikan BUMN membeli dolar dalam jumlah banyak di tengah ketegangan geopolitik saat ini.
Berikutnya, rupiah loyo dalam penutupan perdagangan akhir pekan. Nilai tukar rupiah ditutup Rp 16.260 per USD. Lalu ada berita tentang pembangunan kantor presiden yang sudah mencapai 80 persen, sehingga Kementerian PUPR optimistis HUT RI tahun ini dapat digelar di IKN.
Selanjutnya berita tentang harga minyak mentah dunia yang nyaris menembus US$ 90 per barel gara-gara konflik Iran-Israel. Terakhir, berita tentang utang luar negeri Indonesia yang tembus Rp 6.630 T pada Februari 2024 gara-gara banyak pembiayaan proyek pemerintah.
1. Erick Thohir Arahkan BUMN Beli Dolar Secara Optimal dan Sesuai Kebutuhan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut kenaikan harga energi global yang sulit turun di situasi perang berdampak pada kebutuhan belanja bahan baku impor sejumlah BUMN. Selain itu penguatan dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang termasuk rupiah juga berdampak pada BUMN dengan porsi utang luar negeri dalam dolar AS yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, dan MIND ID.
Erick menjelaskan kenaikan harga energi global dan penguatan dolar itu disebabkan oleh tingkat inflasi di Amerika Serikat yang sulit turun. Begitupun dengan Bank Sentral dunia yang menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan.
Akibatnya terjadi capital outflows dari negara berkembang. Lalu, kenaikan imbal hasil obligasi negara yakni 6,98 persen. Serta kenaikan suku bunga pasar dana (funding market), hingga kredit. Guna mengantisipasi dampak tersebut, Erick mengimbau agar pembelian dolar dilakukan secara tepat guna.
Baca selengkapnya di sini.
Halaman selanjutnya, rupiah loyo...
<!--more-->
2. Rupiah Loyo dalam Penutupan Perdagangan Akhir Pekan, Rp 16.260 per USD
Dolar Amerika Serikat menguat dalam perdagangan akhir pekan, Jumat, 19 April 2024. Nilai tukar rupiahditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS. Pada perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 16.179 per dolar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi kurs rupiah baru akan menguat pada penutupan perdagangan Senin pekan depan.
Baca selengkapnya di sini.
3. Pembangunan Kantor Presiden sudah 80 Persen, HUT RI Tahun Ini Digelar di IKN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan upacara peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang bisa digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Sumadilaga mengatakan progres pembangunan Kantor Presiden sudah mencapai 80 persen, sedangkan progres istana dan lapangan upacara mencapai 63 persen.
“Sekarang lapangan upacara sudah jadi. (Pembangunan) istana sedang fokus pada interior dan tanaman. Kalau struktur, sudah selesai semua,” kata Danis ketika ditemui di Kementerian PUPR pada Jumat, 19 April 2024.
Baca selengkapnya di sini.
4. Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
Harga minyak dunia melonjak pada Jumat, 19 April 2024. Kenaikan ini terjadi seiring memanasnya konflik Iran-Israel, dengan laporan bahwa rudal Israel menyerang sebuah lokasi di Iran. Situasi ini pun memicu kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak Timur Tengah.
Mengutip Reuters, pada Jumat, 02.00 GMT, harga minyak Brent berjangka naik US$ 2,63 atau 3 persen menjadi US$ 89,74 per barel. Sementara itu, kontrak West Tecas Intermediate AS yang paling aktif naik US$ 2,56 atau 3,1 persen menjadi US$ 84,66 per barel.
Baca selengkapnya di sini.
5. Utang Luar Negeri Indonesia Rp 6.630 T, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah
Bank Indonesia atau BI mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 sebesar 407,3 miliar dolar AS. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.278, maka posisi utang berkisar Rp 6.630 triliun.
Angka tersebut tumbuh sebesar 1,4 persen bila dilihat secara tahunan atau year-on-year (yoy). Meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang tumbuh 0,2 persen yoy," kata Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi pada Jumat, 19 April 2024.
Baca selengkapnya di sini.