TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada libur Lebaran 2024, bahkan menembus Rp16.000, angka ini terus berfluktuasi.

Berdasarkan data dari Google Finance pada Jumat, 12 April 2024 pukul 08.20 WIB, rupiah saat ini berada di Rp16.000 menurun 0,87 persen dibandingkan hari sebelumnya yang bercokol di angka Rp16.014 per dolar AS.

Fluktuasi perdagangan valuta asing ini menjurus pada penguatan nilai dolar AS dan melemahnya rupiah. Hal itu bisa terjadi karena sejumlah faktor, berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan fluktuasi nilai tukar rupiah.

1. Suku Bunga Tinggi

Dalam jangka panjang tingkat suku bunga Bank Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan dan searah terhadap nilai tukar rupiah terhadap USD. artinya apabila terdapat peningkatan suku bunga, maka dalam jangka panjang akan terjadi pelemahan rupiah terhadap USD

Lebih lanjut, ekspektasi pasar akan kebijakan suku bunga tinggi Amerika Serikat juga menjadi pemicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Kemungkinana bank sentral AS menaikan suku bunga lebih lanjut setelah mempertahankan suku bunga stabil, seiring dengan tetap memperketat sikap kebijakan moneter yang hawkish. Dengan begitu, secara keseluruhan suku bunga pada tahun 2023 akan tetap lebih tinggi hingga 2024.

2. Situasi Politik

Situasi politik menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 juga menjadi penyebab melamahnya nilai tuka rupiah terhadap dolar. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan, kondisi ini juga pernah terjadi dalam Pemilu 2019. Menurut dia, pelemahan ini hanya akan terjadi sesaat dan akan pulih.

3. Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar memberikan pengaruh yang signifikan dan searah dengan nilai tukar rupiah terhadap USD dalam jangka panjang. Apabila terjadi peningkatan jumlah uang beredar, maka terjadi peningkatan nilai tukar rupiah terhadap USD dalam jangka panjang.

4. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran Indonesia juga memberikan pengaruh signifikan dan searah dengan nilai tukar rupiah terhadap USD dalam jangka panjang. Apabila terjadi peningkatan neraca pembayaran Indonesia, maka dalam jangka panjang nilai tukar rupiah terhadap USD akan mengalami peningkatan.

5. Pengaruh Cadangan Devisa Terhadap Nilai Tukar

Berdasarkan penelitian oleh Murtala et.al (2017), cadangan devisa memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar. Apabila terjadi penurunana aktiivitas ekspor cadangan devisa dapat bersumber dari pencarian devisa baru dan penarikan pinjaman siaga. Sejalan dengan Murtala et. al, Kemre (2002) juga menyatakan bahwa semakin besar cadangan devisa maka nilai tukar akan semakin kuat dan stabil.

6. Inflasi

Dalam jangka panjang, inflasi memberikan pengaruh yang signifikan dan berlawanan dengan arah nilai tukar rupiah terhadap USD. Artinya, apabila terjadi peningkatan nilai inflasi maka akan terjadi penurunan nilai tukar rupiah terhadap USD dalam jangka panjang. Inflasi dapat mengakibatkan meningkatnya harga barang, peningkatan ini akan menyebabkan masyarakat menahan konsumsi. Kurangnya konsumsi di masyarakat dan berimpak pada menurunnya permintaan uang asing.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I RIZKI DEWI AYU

Pilihan Editor: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diprediksi Kembali Lesu, Cadangan Devisa Menciut